Kerap Jadi Orang Terakhir yang Ditemui Pasien Covid-19 Sebelum Meninggal, Dokter Ini Bagikan Kisah Pilunya

- 31 Mei 2021, 20:35 WIB
Seorang dokter di Malaysia bagikan kisah pilu karena kerap menjadi orang terakhir yang ditemui pasien Covid-19 sebelum meninggal dunia.
Seorang dokter di Malaysia bagikan kisah pilu karena kerap menjadi orang terakhir yang ditemui pasien Covid-19 sebelum meninggal dunia. //PMJ News/
PR PANGANDARAN - Tidak ada keraguan bahwa pasien Covid-19 menderita di rumah sakit di berbagai dunia, salah satunya Malaysia. Tetapi dokter yang harus bertemu dengan pasien Covid-19  lebih sering daripada biasanya, bahkan itu menjadi orang terakhir yang ditemui sebelum meninggal dunia.
 
Kemudian karena pembatasan terhadap pengunjung rumah sakit, mereka sering kali menjadi orang terakhir yang bisa ditemui pasien Covid-19 sebelum mereka meninggal karena Covid-19 yang mematikan itu. 
 
Dokter di unit perawatan intensif (ICU) di Rumah Sakit Raja Perempuan Zainab II, Malaysia berbicara kepada World of Buzz mengenai bagaimana dokter di garis depan gelombang pandemi Covid-19 memberikan perawatan selama krisis kepada pasien Covid-19 hingga menjadi orang terakhir yang ditemui sebelum meninggal dunia.
 
 
Dia mengungkapkan bahwa kebanyakan dari mereka hanya bisa menghibur pasien yang sekarat di samping tempat tidur mereka.
 
Dia juga memposting foto di Instagram story-nya Jumat lalu (28 Mei) yang menampilkan seorang dokter garis depan berpakaian APD lengkap sambil memegang tangan seorang yang terinfeksi Covid-19.  
 
“Seringkali, kami adalah orang-orang yang memegang tangan mereka ketika mereka mulai menangis, atau ketika mereka mengambil nafas terakhir," kata dr Ameer.
 
 
Bahkan, dr. Ameer menggambarkan banyak sekali pasien yang mereka rawat di bangsal ICU.  
 
Dari pasien yang mampu berbicara normal menggunakan saluran hidung aliran tinggi tetapi dengan sesak napas, hingga mereka yang benar-benar dibius dan membutuhkan bantuan ventilator. 
 
Dia mengatakan mereka memiliki telepon genggam khusus yang digunakan khusus untuk pasien untuk menghubungi kerabat mereka.   
 
 
Panggilan video dilakukan setiap dua hingga tiga hari sekali sehingga mereka dapat melihat orang yang mereka cintai.  
 
Kemudian, dr. Ameer mengakui bahwa momen yang paling memilukan adalah ketika anggota staf mengatur perpisahan selamat tinggal melalui video call dan menghibur pasien yang akan meninggal sendirian. 
 
"Kami melakukan video call dengan kerabat selama nafas terakhir pasien sekarat. Benar-benar memilukan. Upaya terakhir kami adalah memberi mereka kesempatan untuk melihat orang yang mereka cintai sebelum mereka meninggal," ujarnya.
 
"Mulai hari ini (28 Mei), saya telah melakukan video call dengan kerabat dari tiga pasien yang sakit kritis, dan itu membuat saya sedih setiap kali saya melakukan menelepon karena mereka menangis dan terus-menerus meminta orang yang mereka cintai untuk bangun. Tapi jauh di lubuk hati saya tahu bahwa kesempatan pasien untuk bertahan hidup sangat tipis,” sambungnya.
 
 
Dia mengatakan para perawat tidak bisa menahan air mata mereka melihat anggota keluarga mengucapkan selamat tinggal kepada kerabat mereka yang sekarat.  
 
Bahkan ada yang menangis saat merawat pasien dengan APD. 
 
Terkadang yang mereka butuhkan hanyalah sentuhan manusia.  
 
Seseorang yang dapat memegang tangan mereka dan memberi tahu mereka bahwa semuanya akan baik-baik saja dan terus berjuang.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: World of Buzz


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x