'Black Death', Jejak Wabah Penyakit Mematikan Kuno Ditemukan pada Jasad Berusia 5.000 Tahun

- 1 Juli 2021, 10:45 WIB
Ilustrasi wabah penyakit mematikan
Ilustrasi wabah penyakit mematikan /Unsplash.com/Swarnavo Chakrabarti/

Mungkin juga strain purba ini ditularkan langsung ke manusia melalui gigitan hewan pengerat yang terinfeksi, dan penyakit ini terbatas pada individu yang terinfeksi.

Baca Juga: Download Twibbon HUT Bhayangkara Ke-75 1 Juli 2021 Link Twibbonize

“Kasus-kasus penularan yang terisolasi dari hewan ke manusia dapat menjelaskan lingkungan sosial yang berbeda di mana manusia purba yang berpenyakit ini ditemukan. Kami melihatnya di masyarakat yang penggembala di padang rumput, pemburu-pengumpul yang sedang memancing, dan di komunitas petani--sama sekali berbeda. pengaturan sosial tetapi selalu terjadi kasus Y. pestis secara spontan,” jelas Dr. Krause-Kyora.

Temuan penelitian itu —versi kuno Y. pestis mungkin merupakan penyakit yang penyebarannya lambat dan penularannya terbatas—mempertanyakan beberapa teori tentang pertumbuhan peradaban manusia di Asia dan Eropa.

Banyak sejarawan telah mengemukakan bahwa penyakit menular seperti seperti Y. pestis bermetamorfosis sebagian besar di 'kota besar' dengan populasi lebih dari 10.000 orang yang terletak di dekat Laut Hitam.

Baca Juga: Heboh Ditiru Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad Bongkar Harga Kalung Nagita Slavina: Nggak Sampai Rp8 M

Namun, usia ketegangan RV 2039—5000 tahun—mendahului pembentukan kota-kota besar tersebut. Sebaliknya, kegiatan pertanian baru mulai muncul dan populasinya jauh lebih langka di Eropa Tengah.

Dalam kombinasi dengan garis waktu, sifat kurang agresif dan fatal dari strain Y. pestis ini juga menantang dugaan bahwa patogen menyebabkan penurunan tajam populasi di Eropa Barat pada penutupan Zaman Neolitik.

Tim menegaskan bahwa pemeriksaan dekat sejarah Y. pestis dapat membantu mengungkapkan lebih banyak tentang sejarah genom manusia.

“Kami tahu Y. pestis kemungkinan besar membunuh setengah dari populasi Eropa dalam jangka waktu yang singkat, jadi itu akan berdampak besar pada genom manusia. Tetapi bahkan sebelum itu, kami melihat pergantian besar dalam gen kekebalan kami di akhir tahun. Zaman Neolitik, dan bisa jadi kita juga melihat perubahan signifikan dalam lanskap patogen pada waktu itu," tutup Dr. Krause-Kyora. ***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: International Business times


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x