Pemerintah Brasil Korupsi Dana Vaksin Covid-19 hingga Minta Suap Rp15 Ribu per Dosis

- 1 Juli 2021, 11:45 WIB
Pemerintah Brasil disebut korupsi dana vaksin Covid-19.
Pemerintah Brasil disebut korupsi dana vaksin Covid-19. /REUTERS/Adriano Machado.

PR PANGANDARAN – Pemerintah Brasil diketahui melakukan korupsi terhadap dana vaksin Covid-19.

Lebih lanjut, diketahui berdasarkan keterangan penjual vaksin, pemerintah Brasil meminta suap sebesar 1 dollar atau setara dengan Rp15 ribu per dosis.

Kasus korupsi dana vaksin Covid-19 oleh pemerintah Brasil disampaikan oleh Luiz Paulo Dominguetti Pereira, yang memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari perusahaan Davati Medical Supply.

Baca Juga: VIRAL di Medsos! Nunggak Tagihan Listrik, Wanita Ini Malah Lempar Uang ke Petugas PLN

Ia mengatakan bahwa Direktur Logistik Kementerian Kesehatan Brasil, Roberto Ferreira Dias, meminta suap saat makan malam di restoran Vasto, di Brasília Shopping Mall.

Kejadian itu terjadi di wilayah tengah ibukota federal, pada tanggal 25 Februari lalu.

Dias dicalonkan untuk posisi itu oleh pemimpin pemerintahan Jair Bolsonaro.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Juli 2021: Scorpio Diminta Hindari Gosip, Libra Berjuang Sendirian, Leo?

Pengangkatannya pun berlangsung pada 8 Januari 2019 lalu, di bawah kepemimpinan Luiz Henrique Mandetta (DEM).

Lebih lanjut, Dias sempat dihubungi pada Selasa malam, namun ia tidak menjawab panggilan tersebut.

Davati menghubungi departemen tersebut untuk menegosiasikan 400 juta dosis vaksin AstraZeneca dengan proposal masing-masing Rp 50 ribu, namun kemudian naik menjadi Rp225 ribu.

Baca Juga: 'Black Death', Jejak Wabah Penyakit Mematikan Kuno Ditemukan pada Jasad Berusia 5.000 Tahun

"Cara apa yang terjadi di balik layar dengan Roberto Dias terjadi adalah hal yang sangat gelap, sangat menjijikkan," kata Dominguetti.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa kami memiliki vaksin, bahwa perusahaan itu adalah perusahaan yang kuat, Davati,” ujarnya meyakinkan.

Lebih lanjut, Dias mengatakan perlu membentuk komposisi grup dalam bekerja di kementrian.

Baca Juga: Heboh Ditiru Ayu Ting Ting, Raffi Ahmad Bongkar Harga Kalung Nagita Slavina: Nggak Sampai Rp8 M

“Dan kemudian dia berkata: 'Lihat, untuk bekerja di dalam kementerian, Anda harus membuat komposisi dengan grup,” ujarnya.

Dominguetti mengatakan tidak paham dengan maksud ‘komposisi grup’.

“Dan saya berkata: 'Tetapi bagaimana saya membuat komposisi dengan grup? Komposisi apa itu?'," katanya.

Baca Juga: Rizky Billar Persembahkan Lagu 'Pemimpinmu' untuk Lesti Kejora, Manajer Ungkap Makna Lirik Sesuai Hati

Dias kemudian menjelaskan bahwa proposal itu tidak dapat dimajukan tanpa membentuk kelompok.

“Kemudian dia mengatakan kepada saya bahwa dia tidak akan memajukan proposal di dalam kementerian jika kita tidak membuat kelompok.

“Bahwa ada kelompok yang hanya bekerja di dalam kementerian, jika kita mendapatkan sesuatu yang lebih, kita harus meningkatkan nilai,” sambungnya.

Lebih lanjut, vaksin itu diminta memiliki nilai yang berbeda dari harga yang ada di dalam proposal.

Baca Juga: Ingin Kembaran dengan Jimin BTS, Influencer Asal Inggris Nekat Operasi Plastik 18 Kali dan Jadi Non Biner

“Vaksin itu harus memiliki harga yang berbeda dari yang ada dalam proposal yang kami presentasikan,” kata perwakilan perusahaan.

Dominguetti pun memberikan rincian lebih lanjut.

"Saya mengatakan bahwa tidak mungkin, saya tidak bisa melakukannya, bahkan karena vaksinnya berasal dari luar negeri dan mereka tidak melakukannya, mereka tidak melakukan hal-hal seperti itu," ujarnya.

Baca Juga: Jangan Takut Makan Cokelat! Bukan Tambah Berat Badan, Justru Bisa Sebaliknya

Dias pun mengatakan bahwa suap adalah hal yang harus dilakukan di dalam kementrian.

“Dia mengatakan kepada saya: 'Pikirkan baik-baik, jika Anda ingin menjual vaksin di dalam kementerian, itu harus seperti itu,” katanya.

Folha kemudian bertanya apa yang dia maksud dengan ‘seperti itu’.

Baca Juga: Jangan Takut Makan Cokelat! Bukan Tambah Berat Badan, Justru Bisa Sebaliknya

"Tambahkan 1 dolar," jawabnya.

Menurutnya, $1 atau Rp15 ribu per dosis vaksin. Lebih lanjut, Dominguetti mengatakan dia menolak permintaan suap tersebut.

Menteri Kesehatan, Marcelo Queiroga kemudian memutuskan untuk memberhentikan Roberto Ferreira Dias setelah pengaduan tersebut.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: www1.folha.uol.com.br


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah