Pembunuhan Presiden Haiti Ganggu AS, Badan Intelejen 'Turun' Selidiki Warga Negara yang Ditangkap

- 11 Juli 2021, 07:05 WIB
Seolah merasa terganggu dengan peristiwa pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, badan intelejen pun turun menyelidiki warga negara mereka.
Seolah merasa terganggu dengan peristiwa pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise, badan intelejen pun turun menyelidiki warga negara mereka. /Twitter/@moisejovenel

PR PANGANDARAN - Peristiwa pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moise menggemparkan dunia sepanjang minggu ini, sehingga kini badan intelejen AS mengklaim sedang menyelidiki hubungan Amerika dengan kejadian itu.

Bukan tanpa sebab, keinginan intelejen AS menyelidiki pembunuhan Presiden Jovenel Moise muncul setelah dua pria Haiti-Amerika ditangkap atas tuduhan berpartisipasi di dalamnya.

Lebih lanjut, kepolisian Haiti mengidentifikasi dua pria itu sebagai James Solages (35) dan Joseph Vincent (55) yang diklaim sebagai bagian unit komando bersenjata berat dari Kolombia, yang menurut sumber menyebutkan mereka memasuki Haiti dari Republik Dominika yang bertetangga.

Baca Juga: Alasan Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Tak Hadir saat Konpers Penetapan Tersangka Akhirnya Terungkap

Dua sumber penegak hukum, yang berbicara dengan syarat anonim pun membahas penyelidikan aktif, mengatakan bahwa intelejen AS sedang menyelidiki hubungan AS dengan pembunuhan itu, tetapi menolak berkomentar secara khusus tentang kedua tersangka.

Sumber tersebut mengatakan badan intelejen AS tidak membantu dalam penyelidikan di Haiti karena pejabat Haiti tidak meminta bantuan mereka.

Kemudian, sumber ketiga memberi konfirmasi bahwa badan intelijen AS juga sedang menyelidiki masalah ini.

Baca Juga: Puji Sikap Profesional Mulan Jameela, Maia Estianty: Tapi Secara Personal, Kalian Tahu Lah...

Sedangkan pihak berwenang Haiti tidak banyak bicara untuk menjelaskan mengapa Solages dan Vincent, dua orang Haiti-Amerika dari Florida, akan termotivasi untuk bergabung dengan tentara bayaran Kolombia untuk membunuh presiden Haiti.

Solages menggambarkan dirinya secara online sebagai "agen diplomatik bersertifikat" dan mantan "kepala komandan pengawal" untuk kedutaan Kanada di Haiti.

Pernyataan itu dibuat di situs web amal yang dia kelola yang kemudian dihapus setelah Reuters meninjau versi arsip yang tetap dapat diakses.

Baca Juga: Kapan Idul Adha 2021 Dirayakan? Ini Bacaan Niat Sholat dan Terjemahannya

Miami Herald mengutip seorang pejabat pemerintah yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa satu dekade lalu, ketika Solages berusia pertengahan 20-an, dia bekerja sebentar untuk sebuah perusahaan yang menyediakan keamanan untuk kedutaan Kanada di Haiti.

"Kami mengetahui tuduhan yang melibatkan seseorang yang secara singkat dipekerjakan sebagai pengawal cadangan oleh perusahaan keamanan yang disewa oleh Global Affairs Canada pada 2010," demikian surat kabar itu mengutip pejabat tersebut.

Catatan publik menunjukkan Solages, warga negara AS yang dinaturalisasi, tinggal di Tamarac, Florida, dekat Fort Lauderdale, dan tidak memiliki catatan kriminal.

Baca Juga: Sebut 'Lubang Terbuka di Atmosfer Matahari', Space Weather Prediksi Badai Matahari Terjadi Hari Ini dan Besok

Catatan Florida menunjukkan Solages telah memegang izin petugas keamanan dan senjata api.

Solages juga menjalankan bisnis yang disebut FWA SA A JACMEL AVAN INC, yang telah menggambarkan dirinya di situs webnya sebagai badan amal yang berfokus untuk mengakhiri kelaparan masa kanak-kanak dan meningkatkan pendidikan di Haiti.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah