WHO Sebut 'Tren Berbahaya', Thailand Tetap Teguh Mencampur Vaksin Covid-19 Sinovac dan AstraZeneca

- 13 Juli 2021, 20:05 WIB
Ilustrasi bendera Thailand. (Pixabay)
Ilustrasi bendera Thailand. (Pixabay) /Pixabay

Komentarnya muncul sehari setelah kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia Soumya Swaminathan menyebut strategi itu sebagai "tren berbahaya".

"Kami berada di sedikit zona bebas data, bebas bukti sejauh 'campur-dan-cocokkan'", katanya.

Baca Juga: Denny Darko Komentari Pernikahan Lesti dan Rizky Billar Terhambat PPKM: Utamakan Akad, Resepsi Nanti

Thailand telah melaporkan lebih dari 353.700 kasus virus corona dan 2.847 kematian - sebagian besar terdeteksi sejak gelombang terbaru dimulai pada April dari distrik kehidupan malam kelas atas Bangkok.

Petugas kesehatan adalah yang pertama menerima Sinovac, tetapi pihak berwenang mengatakan pada hari Minggu hampir 900 staf medis yang kebanyakan dari mereka divaksinasi dengan suntikan itu terkena Covid-19.

Mereka sekarang juga akan mendapatkan suntikan booster AstraZeneca atau Pfizer-BioNTech, kata pihak berwenang.

Baca Juga: Lirik Lagu First Love – Nikka Costa dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Hotspot virus Bangkok dan sembilan provinsi yang terkena dampak parah lainnya sekarang berada di bawah pembatasan yang lebih ketat yang mencakup jam malam dan larangan pertemuan lebih dari lima orang.***

Halaman:

Editor: Nur Annisa

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x