WHO: Pasien Covid-19 dengan HIV Bisa Memperbesar Peluang Kritis hingga Meninggal Dunia

- 17 Juli 2021, 21:51 WIB
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut pasien Covid-19 dengan HIV bisa memperbesar peluang kritis hingga meninggal dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebut pasien Covid-19 dengan HIV bisa memperbesar peluang kritis hingga meninggal dunia. /Reuters/Denis Balibouse

“HIV tampaknya menjadi faktor risiko independen yang signifikan untuk penyakit parah atau kritis saat masuk rumah sakit dan kematian di rumah sakit,” kata penulis penelitian, yang dirilis pada Konferensi Internasional AIDS Society (IAS) tahunan ke-11 tentang Ilmu HIV.

Baca Juga: Di Balik Pernyataan Ibunda Memes Prameswari Soal Menantu Idaman, Pakar: Dia Selalu Kaitkan dengan..

Sedangkan menurut Presiden IAS Adeeba Kamarulzaman mengatakan hasil penelitian menunjukkan pentingnya memprioritaskan orang yang hidup dengan HIV dalam program vaksinasi Covid-19 nasional.

“Komunitas global harus berbuat lebih banyak untuk memastikan pasokan vaksin segera ke negara-negara dengan prevalensi penyakit HIV yang tinggi,” kata Kamarulzaman.

"Tidak dapat diterima bahwa pada hari ini, kurang dari tiga persen dari seluruh benua Afrika telah menerima satu dosis vaksin, dan kurang dari 1,5 persen telah menerima kedua dosis."

Baca Juga: Rusia Ingin Kuasai Jalur Arktik dengan Membangun Empat Pemecah Es Bertenaga Nuklir

Program UNAIDS Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan pada Rabu bahwa pandemi Covid-19 telah sangat mengganggu diagnosis dan layanan pengobatan HIV.

Di beberapa wilayah Afrika Selatan, tes HIV turun hampir 50 persen selama penguncian pertama pada April 2020 karena lebih dari 28.000 petugas kesehatan dialihkan dari program HIV ke skrining Covid-19.

"Negara-negara kaya di Eropa sedang bersiap untuk menikmati musim panas karena populasi mereka memiliki akses yang mudah ke vaksin COVID-19, sementara Selatan global sedang dalam krisis," kata Winnie Byanyima, direktur eksekutif UNAIDS.

“Kami telah gagal untuk belajar dari HIV, ketika jutaan orang tidak diberikan obat-obatan yang menyelamatkan jiwa dan meninggal karena ketidaksetaraan dalam akses. Ini sama sekali tidak dapat diterima,” pungkasnya.***

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: NDTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah