Bahkan, perusahaan AS Virgin Hyperloop menguji maglevnya dengan dua penumpang pada November, dengan kecepatan 160 km/jam di lintasan 500 meter, kata laporan media.
Baca Juga: Syakir Daulay Peluk Kakaknya Usai Heboh 'Alvin Faiz Nikahi Henny Rahman': Semuanya Udah Skenario....
Sementara para analis mengatakan bahwa sulit untuk memprediksi negara mana yang pertama kali dapat berhasil mengoperasikan maglev 1.000 km/jam, lebih praktis untuk membuat sistem seperti itu menguntungkan di China daripada di AS, karena China memiliki populasi yang besar dan fondasi yang kokoh di bidang perkeretaapian.
China memiliki jaringan kereta api berkecepatan tinggi terbesar di dunia dengan rel yang mencakup 38.000 kilometer pada 2020, melayani 95 persen kota dengan populasi lebih dari 1 juta, menurut Kementerian Transportasi.
Dalam penelitian dan pengembangan, China memegang 43,52 persen paten maglev dunia, peringkat pertama dan jauh di atas Jepang 20,57 persen, menurut laporan yang dikirim ke Global Times oleh penyedia layanan data properti cerdas PatSnap.***
Artikel Rekomendasi