Sebut AS Buat Tuduhan Palsu Soal Pelanggaran HAM China pada Muslim Uighur, Ini Penjelasan Profesor Italia

- 16 Agustus 2021, 21:30 WIB
Seorang Profesor Italia sebut AS buat tuduhan palsu soal pelanggaran hak asasi manusia China pada Muslim Uighur.
Seorang Profesor Italia sebut AS buat tuduhan palsu soal pelanggaran hak asasi manusia China pada Muslim Uighur. /REUTERS/Murad Sezer

PR PANGANDARAN - Kasus dugaan pelanggaran hak asasi manusia yang tertuju pada China atas Muslim Uighur di Xinjiang, rupanya menarik perhatian seorang Profesor Italia, Fabio Massimo Parenti yang menyebut itu hanya tuduhan palsu yang dibuat sengaja, bukan untuk melindungi hak asasi manusia, tetapi untuk menahan China.

"Semata-mata untuk kepentingan geopolitik, Amerika Serikat telah secara sistematis mengarang dan menyebarkan informasi yang salah tentang (dugaan pelanggaran hak asasi manusia pada Muslim Uighur) Xinjiang, dan tujuan utama dari kampanye ini adalah untuk menahan China dan mengacaukannya,” kata Fabio Massimo Parenti, seorang Profesor Italia, dikutip dari CCTV.

Adapun menurut Parenti, sumber tuduhan terhadap catatan hak asasi manusia Muslim Uighur di Xinjiang, China tidak didasarkan pada fakta yang dapat diverifikasi tetapi pada angka dan cerita yang dibuat-buat, disampaikan kepada Xinhua dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Baca Juga: China Miliki Kereta Api Tercepat di Dunia, Sebut akan Mulai Kontruksi Jalur Uji Maglev

Lebih lanjut, Parenti menyebut beberapa politisi serta lembaga pemerintah, outlet media, think tank dan lembaga akademis di Amerika Serikat telah lama berkolusi dalam menciptakan musuh dan memicu ketakutan di antara orang-orang untuk membenarkan kebijakan luar negeri AS tertentu, seraya menambahkan bahwa semua kebijakan itu didasarkan pada logika hegemonik dan pola pikir zero-sum.

Bahkan, Parenti menyebut media AS sedang menggunakan "jurnalisme perang" lagi ketika melaporkan Muslim Uighur di Xinjiang.

“Tidak ada perbedaan signifikan antara apa yang telah dilakukan media Amerika dengan Kosovo, Irak, Suriah dan dengan Xinjiang China dalam hal teknik propaganda: pembuatan berita, penggunaan kesaksian palsu, pengulangan berita palsu dan mual, penyensoran penjelasan dan perspektif alternatif, kampanye mendiskreditkan pribadi terhadap jurnalis dan cendekiawan independen, dll," katanya.

Baca Juga: Alvin Faiz Akui Dekati Henny Rahman Sejak Awal Juni: Status Gw Masuk Talak dan...

Kemudian, Profesor Italia itu menyebut AS telah mengembangkan mesin propaganda modern paling canggih, yang telah digunakan untuk mengobarkan perang di seluruh dunia selama lebih dari satu abad.

Sebagai informasi, profesor Italia ini juga membeberkan sjarah mesin propaganda kembali ke 1916, ketika Komite Informasi Publik, juga dikenal sebagai Komite Creel, dibentuk di bawah pemerintahan mendiang Presiden AS Thomas Woodrow Wilson untuk mempengaruhi opini publik untuk mendukung negara dalam memerangi Perang Dunia I.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: CCTV


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x