Pujian untuk 'Kesepakatan Damai Bersejarah' Donald Trump dengan Taliban Menghilang dari Situs RNC

- 17 Agustus 2021, 13:30 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump.
Mantan Presiden AS Donald Trump. /REUTERS/Yuri Gripas

Amerika Serikat juga berkomitmen untuk menutup lima pangkalan militer dalam 135 hari, dan menyatakan niatnya untuk mengakhiri sanksi ekonomi terhadap Taliban pada 27 Agustus 2020.

Kesepakatan itu didukung oleh China, Rusia dan Pakistan dan dengan suara bulat didukung oleh Dewan Keamanan PBB, meskipun tidak melibatkan pemerintah Afghanistan.

Baca Juga: HUT ke-76 RI, Pidato Ridwan Kamil Sebut Identitas Kebangsaan, Pancasila, dan Palestina

Ben Wallace, Menteri Pertahanan Inggris, mencap kesepakatan Taliban sebagai 'busuk' dalam sebuah wawancara terus terang dengan Sky News Jumat lalu.

"Saya pikir kesepakatan yang dilakukan di Doha adalah kesepakatan busuk," katanya yang dilansir dari Express.

"Itu memberitahu Taliban yang tidak menang bahwa mereka menang, dan itu merusak pemerintah Afghanistan, dan sekarang kita berada dalam posisi di mana Taliban jelas memiliki momentum di seluruh negeri," sambungya.

Baca Juga: Daftar Nama 68 Anggota Paskibraka 2021 yang Kibarkan Bendera Merah Putih

Para jihadis yang menakutkan menyelesaikan pengambilalihan mereka di Afghanistan pada hari Minggu, setelah merebut ibu kota, Kabul.

Mantan presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu, ketika Taliban menyatakan kemenangan dan mengakhiri hampir 20 tahun keterlibatan AS dan NATO di negara itu.

Donald Trump melancarkan serangan pedas terhadap penggantinya dari Partai Demokrat, menyerukan dia untuk 'mengundurkan diri dalam aib'.

Halaman:

Editor: Imas Solihah

Sumber: Express


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah