Optimalkan Produksi Vaksin AstraZeneca, Thailand Dibantu Mesin 'Lengan Robot'

- 26 Agustus 2021, 20:30 WIB
Thailand optimalkan produksi Vaksin AstraZeneca dengan dibantu mesin lengan robot yang dapat naik hingga 20 persen dari manual.
Thailand optimalkan produksi Vaksin AstraZeneca dengan dibantu mesin lengan robot yang dapat naik hingga 20 persen dari manual. /Reuters/Rachel Wisniewski

PR PANGANDARAN - Thailand dikenal sebagai negara yang ditunjuk untuk memproduksi Vaksin AstraZeneca wilayah Asia Tenggara, sehingga para peneliti negara itu kini telah mengembangkan mesin untuk mengeluarkan dosis vaksin Covid-19 secara lebih efisien.

Menggunakan mesin yang disebut 'lengan robot', produksi Vaksin AstraZeneca yang berlangsung di Thailand makin mengoptimalkan pasokan ketersediaan, karena mampu mengambil 12 dosis vaksin Covid-19 dalam empat menit.

Adapun mesin yang disebut lengan robot ini dibuat oleh para peneliti di Universitas Chulalongkorn, membawa proses produksi Vaksin AstraZeneca berjalan lebih optimal dengan naik 20% dari 10 dosis standar yang diambil secara manual.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny Soal Azka Rela Mati Demi Deddy Corbuzier: Kamu Ada Mamah..

Namun begitu, mesin lengan robot ini hanya bekerja pada botol multi-dosis AstraZeneca, dengan label menunjukkan setiap botol dapat menyediakan 10 hingga 11 dosis.

"Mesin menjamin dengan akurasi bahwa kita dapat memperoleh tambahan 20% dari setiap botol vaksin - dari 10 hingga 12 dosis," kata Juthamas Ratanavaraporn, peneliti utama tim di Pusat Penelitian Teknik Biomedis universitas tersebut.

"Kita dapatkan artinya jika kita memiliki AstraZeneca untuk 1 juta orang, mesin ini bisa menambah jumlah dosis menjadi 1,2 juta orang,” kata Juthamas.

Baca Juga: Berkarya Seni Secara Digital Dinilai Ampuh Luapkan 'Protes' di Masa Pandemi Covid-19

Sementara itu, beberapa petugas kesehatan yang menggunakan jarum suntik LDSS yang bertujuan untuk mengurangi pemborosan dapat mengambil hingga 12 dosis per botol, itu membutuhkan tenaga dan keterampilan tingkat tinggi, katanya.

"Ini bisa menguras banyak tenaga tenaga kesehatan. Mereka harus melakukannya setiap hari selama berbulan-bulan," kata Juthamas.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x