Aksi Protes George Floyd Meletus saat Ancaman Covid-19, Ahli: Bisa Berujung Ledakan Pasien Positif

- 4 Juni 2020, 10:08 WIB
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.*
PARA demonstran melakukan aksi protes atas kematian pria berkulit hitam George Floyd di Trafalgar Square, London, Inggris pada Minggu, 31 Mei 2020.* /The Guardian/

Wabah baru virus corona di tempat-tempat di mana pengunjuk rasa berkumpul dapat menyebabkan bangkitnya kembali virus corona.

Baca Juga: Gejala yang Timbul Sangat Parah, WHO: Virus Ebola Jauh Lebih Mematikan Dibanding Covid-19

Beberapa kota besar menjadi kekhawatiran dengan banyaknya kasus dan menunjukkan tingkat tertinggi kasus baru per kapita selama 14 hari terakhir.

“Kerusuhan telah bertepatan dengan hari-hari terburuk pandemi sejauh ini di wilayah metropolitan,” kata Michael T. Osterholm, direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular di Universitas Minnesota.

Aksi protes dan kerusuhan di Amerika Serikat dimulai pada Selasa 26 Mei 2020 pekan lalu waktu setempat. Protes terjadi hanya selang sehari setelah peristiwa pembunuhan seorang pria berkulit hitam yaitu George Floyd oleh polisi di Minneapolis.

Baca Juga: Bikin Takjub, Strawberry Moon dan Corona Borcealis Berkilau Hiasi Langit Dunia Awal Pekan Juni 2020

George Floyd yang meninggal akhirnya memicu protes yang lebih besar dengan tajuk Black Lives Matter.

Protes yang dilakukan berlangsung di sejumlah kota dalam wilayah Pantai Timur hingga Pantai Barat.

Kerusuhan akibat kematian George Floyd ini menyebar sedikitnya di 40 kota di AS, termasuk Ibu Kota Washington DC, telah menerapkan jam malam dan status darurat, menyusul adanya aksi kekerasan dan kerusuhan yang mewarnai aksi protes tersebut.***(Abdul Muhaemin)

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x