Jurnal tersebut sudah ditulis ulang beberapa kali dan versi terakhir mengklaim virus ini seharusnya disebut sebagai 'Virus Wuhan'.
Dalam versi terakhir itu juga dikatakan bahwa klaim 'virus buatan' terbukti 'melampaui seluruh keraguan yang beralasan'.
Sayangnya, studi yang belum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah ini masih diliputi banyak keraguan dari akademisi di London.
Baca Juga: Misteri Tenggelamnya Remaja di Pantai Nusakambangan, dari Berniat Mandi hingga Jasad Tak Ditemukan
Bahkan, John Fedrik Moxnes berupaya menarik namanya agar tak terlibat ketika dipublikasikan.***
Artikel Rekomendasi