Tolak Dunia Selidiki Misteri Ledakan Dahsyat Lebanon, Terbongkar Ini Alasan Presiden Michael Aoun

- 8 Agustus 2020, 15:03 WIB
Presiden Michaela Aoun
Presiden Michaela Aoun //*AFF dan CNN

PR PANGANDARAN - Ledakan dahsyat Lebanon menyisakkan luka dan kepedihan mendalam untuk dunia.

Pasalnya ledakan yang disebut menyerupai bom Hirosima dan Nagasaki itu telah menewaskan lebih dari 150 jiwa dan menyebabkan 300.000 orang terluka parah.

Pemerintah Lebanon dengan sigap segera melalukan investigasi soal ledakan yang berasal dari ciaran amonium nitrat tersebut.

Baca Juga: Curhat Calon Akpol Merasa 'Digagalkan' Tes Gegara Covid-19, Karo Pemnas: Tidak Puas? Silahkan Lapor

Adapun petunjuk awal yang didapatkan, yakni adanya indikasi kecerobohan para pejabat yang bertanggungjawab atas tragedi tersebut.

Namun, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari AFP,  Presiden Libanon Michael Aoun menolak segala bentuk penyelidikan internasional atas ledakan dahsyat di pelabuhan Beirut.

Aoun mengatakan serangan rudal atau kelalaian bisa menjadi penyebab terjadinya ledakan.

Baca Juga: Tergolek Lemas Bersama Ayam dan Kucing, Tubuh Nenek di Tasik Mengenaskan Hanya Dibalut Kain Lusuh

Menurut dia, campur tangan pihak asing dapat mengaburkan kebenaran.

Dia berjanji untuk segera mengusut tuntas penyebab insiden tersebut

Sejak awal pemerintah Libanon menduga ledakan itu disebabkan oleh timbunan amonium nitrat yang disimpan di pelabuhan selama bertahun-tahun tanpa pengamanan memadai.

Baca Juga: Ariel Noah Tanggapi Soal Kisah Lampau Ditolak BCL: Dianya Gak Mau, Jadi Lagunya Gak Dipake

Dilaporkan ada 2.750 ton amonium nitrat disimpan di gudang Pelabuhan Beirut itu.

Penyimpanan bahan kimia berdaya ledak tinggi itu pun memicu kemarahan warga Libanon. Aoun sendiri mengakui ada kesalahan dalam sistem pengawasan.

Meski demikian pemantik ledakan dari amonium nitrat yang tersimpan masih belum jelas.

Baca Juga: Viral, Google Adsense Jadi Mahar Pernikahan, Suami Beri Target Istri 3 Tahun Agar Lihai Cari Cuan

Sejumlah petugas menyatakan ada pekerjaan perbaikan gudang baru-baru ini. Sementara, pihak lain menduga ada kembang api yang disimpan di tempat yang sama atau dekat lokasi penyimpanan bahan kimia berdaya ledak itu.

Amonium nitrat tersebut dilaporkan diangkut oleh kapal dagang berbendera Rusia milik Moldova, Rhosus.

Kapal itu berangkat dari Batumi, Georgia menuju Mozambik pada 2013.

Baca Juga: Di AS Ternyata Obat Cacing Dinilai Lebih Manjur Obati Pasien Covid-19 Dibanding Remdesivir

Karena terjadi beberapa kendala administrasi, finansial, dan protes dari awak, kapten kapal yang bernama Boris Prokoshev memutuskan singgah di Beirut pada 2013. Karena kapal melanggar sejumlah aturan maka amonium itu disita.

Dia juga membuka kemungkinan serangan rudal sebagai penyebab ledakan. "Ada dua kemungkinan, kelalaian atau serangan asing melalui rudal atau bom," ujar Aoun seperti dikutip dari AFP, Sabtu 8, Agustus 2020

Dugaan ledakan disebabkan oleh serangan sebelumnya digulirkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dia mengklaim mendapat laporan dari militer bahwa dua ledakan besar yang terjadi di pelabuhan Beirut adalah sebuah serangan.***


Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AFP CNN


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x