Diserang Kritik Pedas Sebentar Lagi Pakai Bikini ke Kantor, DPR Ryu Geram: Dobrak Tradisi Lama!

- 11 Agustus 2020, 11:32 WIB
DPR Ryu Geram
DPR Ryu Geram //*Yonhap News

PR PANGANDARAN - Usai berbagai media lokal Korea Selatan mengabarkan kritik pedas warganet terhadap pakaian yang ia gunakan dalam rapat paripurna Majelis Nasional, Ryu Geram.

Ryu Ho Jeong, Anggota DPR termuda Korea Selatan akhirnya buka suara, ia menyebut sengaja memilih gaun seksi tersebut dengan alasan ingin mendobrak gaya jadul pejabat pemerintah.

"Saya memilih busana tersebut untuk mendobrak tradisi pria paruh baya yang mengenakan jas di majelis 300 kursi di mana hanya 19 persen perwakilannya adalah perempuan," kepada Yonha News, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com.

Baca Juga: Sengaja Pakai Gaun Seksi saat Sidang, Anggota DPR Ini Dikecam Bak Pelayan Bar hingga Lady Escort

"Dalam setiap sidang paripurna, sebagian besar anggota parlemen, pria dan paruh baya, muncul dengan setelan jas dan dasi, jadi saya ingin menghancurkan tradisi itu," tambahnya.

Hal itu diungkap Ryu sambil mengutuk kritik karena menilai dia berdasarkan penampilannya daripada pekerjaannya.

"Kami sama sekali tidak setuju dengan suara yang menggambarkan politisi perempuan kurang kualifikasi dengan menilai penampilan dan citranya daripada pekerjaan legislatifnya," kata partai itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga: Fakta Jennie BLACKPINK dan Jessica Jung Akrab Jadi Sinyal 'Masih Saling Cinta' dengan Kai EXO?

"Anggota parlemen perempuan masih menjadi sasaran pembicaraan karena memakai celana, atau memilih busana berwarna cerah. Kami menyatakan penyesalan atas kenyataan hari ini di Majelis Nasional di mana saling berteriak secara berlebihan menjadi hal yang wajar, sementara mengenakan gaun dianggap sebagai masalah. Kami menyatakan bahwa hari ini adalah tahun 2020," papar dia.

Pernyataan Ryu juga mendapat dukungan dari Niki Kandirikirira, Equality Now atau sebuah LSM yang mempromosikan hak-hak perempuan dan anak perempuan, mengatakan bahwa kritik kepada Ryu adalah diskriminasi seksual atau seksisme terhadap perempuan.

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Yonhap News Agency


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x