PR PANGANDARAN – Hari Kesehatan Mental Sedunia dirayakan untuk pertama kalinya pada 10 Oktober 1992 atas prakarsa Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter.
Hari Kesehatan Mental Sedunia didukung oleh WHO melalui peningkatan kesadaran tentang masalah kesehatan mental menggunakan hubungan yang kuat dengan Kementerian Kesehatan dan organisasi masyarakat sipil di seluruh dunia.
Namun, masih ada sebagian besar dunia di mana kesehatan mental tidak dianggap penting.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari ini, Sabtu, 10 Oktober 2020: Leo-Libra Berbahagia, Scorpio Alami Hari Buruk
Dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Indiatimes, praktik belenggu lazim dilakukan di berbagai negara yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang.
Menurut Human Rights Watch, ratusan ribu pria, wanita, dan anak-anak dengan kondisi kesehatan mental hidup dirantai di sekitar 60 negara.
Pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) dalam laporannya mengatakan, tanpa dukungan dan kesadaran kesehatan mental, keluarga atau institusi sering membelenggu orang yang bertentangan dengan keinginan mereka, meninggalkan mereka makan, tidur, buang air kecil dan buang air besar di satu tempat kecil.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Mandi dengan Air Panas Ampuh Bisa Bunuh Virus Corona? Simak Kebenarannya
Laporan Human Rights Watch mendokumentasikan melalui hampir 800 wawancara tentang bagaimana penyandang disabilitas psikososial di negara-negara di dunia
Artikel Rekomendasi