Konflik Suku Tigray Ethiopia Membawa Luka dan Air Mata, PBB: Rakyat Asli Terancam Dipindahkan!

- 9 November 2020, 06:45 WIB
Gejolakdi Ethiopia.
Gejolakdi Ethiopia. /

PR PANGANDARAN –  Perang dan perpecahan adalah dua hal yang sudah seharusnya kita hindari. Adapun hal yang tidak dapat dihindari sebagai dampak terjadinya perang banyaknya korban jiwa berjatuhan, terutama anak-anak yang kehilangan orang tuanya.

Perang tidak membawa implikasi selain tangisan dan darah. Perang membawa banyak luka dan air mata bagi orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Hal ini pula yang terjadi dengan Suku Tigray di Ethiopia. Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Reuters menyatakan bahwa sebanyak 9 juta orang berisiko mengungsi akibat konflik yang terjadi di Tigray, Ethiopia.

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Idap Parkinson hingga Mundur dari Jabatan Presiden, Vladimir Putin: Omong Kosong

Perdana Menteri Abiy Ahmed terus maju dengan kampanye militer yang diumumkannya pada hari Rabu, meskipun ada permintaan internasional yang merekomendasikan untuk melakukan dialog lanjutan bersama Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF).

Dunia internasional menyoroti agar menghindari risiko perang saudara ini. Suku Tigray mendominasi politik di Ethiopia selama beberapa dekade. Hingga pada 2018 Abiy Ahmed menjabat serta berusaha menghilangkan kekuasaan suku ini di dalam politik.

Akibatnya bentrokan dan adu kekuatan tidak dapat terhindarkan. Bentrokan antara pasukan federal dan pasukan Tigrayan telah pecah di delapan lokasi di wilayah tersebut, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) mengatakan dalam sebuah laporan yang dirilis Sabtu.

Baca Juga: Sebut Tidak Hanya Penyebar, Pembuat Video Syur Juga Bisa Kena Sanksi, Ini Wejangan Hotman ke Artis

Mereka juga mengatakan bahwa tercatat 6 pejuang tewas dalam insiden ini serta 60 orang lain luka-luka.

Lebih lanjut menurut laporan OCHA mengatakan bahwa sekitar 600.000 orang di Tigray bergantung pada bantuan makanan untuk bertahan hidup.

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x