"Namun pandemi Covid-19 telah membuat penghasilan kami anjlok, Pak," kata Dini.
Karena itulah, lanjut Dini, keluarganya terpaksa kembali ke kampungnya di Lakbok. Sebelumnya ia tinggal di gubuk sederhana di sekitar Pasar Wisata Pangandaran.
Baca Juga: Ada Sosok Kuntilanak di Belakang Foto Lawas Kaesang Pangarep dan Felicia Tissue, Benarkah?
"Di lahan kosong, entah tanah siapa. Sekarang kami bertiga yaitu saya, bapak, dan kakak saya pulang pergi Lakbok-Pangandaran dan masih berjualan cilok. Roda dorong saya titipkan di masjid di Kompleks Pasar Wisata dan sudah mendapat izin dari Pak Ustaz," tuturnya.
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Kabarpriangan.pikiran-rakyat.com dengan judul 'Remaja Cantik Asal Ciamis Jadi Penjual Cilok di Pangandaran'.
Di Pangandaran enak
Baca Juga: Perang Dunia 3 Diprediksi Pecah, Pusat Pertikaian Terjadi Sangat Dekat dengan Indonesia
Dalam sehari, lanjut Dini, kalau jualan ciloknya laris dirinya bisa mendapatkan penghasilan kotor berikut modal sekitar Rp 200. 000.
"Hari ini, karena sepi saya baru dapat Rp 45.000, Pak," kata Dini.
Menurut Dini, selama ini sudah banyak yang menyarankan untuk menjadi warga Kabupaten Pangandaran agar bisa sekolah gratis.
Artikel Rekomendasi