Wayang Disebut Haram, Dedi Mulyadi Beri Sanggahan : Betul Haram Kalau Dimakan

- 14 Februari 2022, 14:03 WIB
Dedi Mulyadi memberi tanggapan tentang pernyataan bahwa Wayang haram. Ia tampak tak setuju dengan pernyataan tersebut.
Dedi Mulyadi memberi tanggapan tentang pernyataan bahwa Wayang haram. Ia tampak tak setuju dengan pernyataan tersebut. /Rilis Dedi Mulyadi

PANGANDARAN TALK - Beredar di media sosial adanya pernyataan pendakwah yang menilai wayang adalah suatu hal yang haram.

Penyataan tersebut lantas mengundang tanggapan dari sejumlah pihak.

Menanggapi hal tersebut budayawan Sunda yang juga anggota DPR RI, Dedi Mulyadi angkat bicara. 

Dedi menyinggung jika wayang haram kalau dimakan. 

Baca Juga: Ngaku Punya 5 Mantan Pacar, Pria di Sukabumi Dapat Hadiah Nikah Gratis dari Ridwan Kamil

“Kalau saya sederhana saja. Benar itu pernyataan Pak Ustaz wayang itu haram. Betul sekali wayang kulit, wayang golek plus gamelannya haram. Haram kalau dimakan,” ujar Dedi dalam rilis yang diterima pangandarantalk.com pada Senin 14 Februari 2022.

Dedi Mulyadi yang lahir dari keluarga memahami agama dan tradisi budaya secara turun temurun cukup tergelitik dengan pernyataan tersebut.

“Kalau wayang golek direbus terus dimakan itu haram, apalagi dimakan mentahnya. Kemudian wayang kulit digoreng, direbus, gambang, rebab, jenong, rebab itu juga haram kalau dimakan. Jadi untuk itu wayang ditonton saja,” lanjut Dedi.

Berbeda dengan pernyataan yang tengah viral itu, menurut Dedi banyak filosofi dan pelajaran hidup yang dapat diambil saat menonton wayang. Mulai dari memaknai hidup hingga soal kepemimpinan.

Contohnya saja dalam wayang golek ada tokoh punakawan terdiri dari Semar Badranaya, Astrajingga, Udawala dan Gareng yang kental dengan cerita pemahaman pengabdian kepada pemimpin.

Baca Juga: Kimetsu no Yaiba Episode 11 Entertainment District Arc Ceritakan Kemunculan Iblis Bulan Atas Peringkat Dua

“Kemudian ada kesatria yang kukuh dalam pendirian namun mati di medan perang, Raden Gatotkaca. Dan bagaimana orang yang kukuh dalam pengabdian tidak pernah berbohong, ketika sekali berbohong keretanya patah, ialah Darma Kusumah,” ucapnya.

“Ada juga tokoh yang sering kali mengalami kegundahan berpikir dan berubah-ubah karena pengaruh bisikan yaitu Arjuna. Begitu juga politik yang selalu mempengaruhi pimpinannya untuk menguasai orang lain, menginvasi orang lain, menghegemoni orang lain yaitu Sengkuni,” beber Dedi.

Selain tokoh-tokoh tersebut ada juga Begawan Abiyasa yang berpihak pada Astina karena kewajiban kenegaraanya meski hatinya menolak. 

“Tontonlah wayang, dengankahlah suara gamelannya yang penuh cinta, maka kita bahagia dalam falsafah dan makna. Dan jangan memakannya karena akan mendapat petaka,” ujar Kang Dedi Mulyadi.***

Editor: Siti Elkanauly Pratiwi


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah