Pasar Modal Resmi Dibuka, Menko Airlangga Hartarto Optimis Hadapi Pemulihan Ekonomi di Tahun 2021

5 Januari 2021, 15:06 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto /Dok Setkab.

PR PANGANDARAN – Pada Senin, 4 Januari 2021, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto hadir memberikan sambutan atas Peresmian Pembukaan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2021 di Jakarta.

Dalam sambutannya, Menko Airlangga mengungkapkan bahwa berdasarkan pencapaian program pemulihan ekonomi di tahun sebelumnya yakni tahun 2020 tersebut memunculkan sentimen positif dalam rangka mengatasi dampak pandemi Covid-19 yang terjadi hingga saat ini.

Oleh karenanya, optimisme dari berbagai pihak untuk melangkah di tahun 2021 pun bangkit dalam berbagai aspek.

Baca Juga: 'Istri Saya Tidak Lari ke Pria Lain saat Ada Masalah', Roy Marten: Quotes Itu Bukan untuk Gisel

Sentimen positif tersebut tidak hanya ada pada aspek kesehatan, tetapi juga pada aspek ekonomi baik itu dari sektor riil maupun pasar modal.

Hal ini seperti yang telah diungkapkan oleh Menko Airlangga dalam sambutan Peresmian Pembukaan Perdagangan BEI yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Siaran Pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia pada Senin, 4 Januari 2021.

“Optimisme di tahun 2021 melandasi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia, di mana capaian program pemulihan ekonomi di tahun 2020 memberikan sentimen positif dalam mengatasi dampak pandemi Covid-19,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta.

Baca Juga: Mahfud Md Kabarkan Kondisi Terkini Syekh Ali Jaber yang Sempat Kritis: Mari Kita Berdoa!

Berdasarkan prediksi, ekonomi global di tahun 2021 akan tumbuh di kisaran 4,2% hingga 5,2%. Seiring dengan prediksi tersebut, Bank Dunia juga memberikan gambaran pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan tumbuh sebesar 4,4% d tahun ini.

Sementara itu, pemerintah juga memberikan prediksi bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh berada pada kisaran 4,5% hingga 5,5%.

Seiring dengan hadirnya optimisme di sektor riil, optimisme juga tampak terlihat dalam sektor pasar modal.

Baca Juga: Setahun Lina Jubaedah Wafat, Teddy Yakin Dapat Warisan: Gak Bisa Diakal-akalin, Saya dan Bintang...

Sebab, beberapa lembaga memperkirakan IHSG akan mampu menyentuh angka 6800, bahkan mampu mencapai 7000 di akhir tahun ini.

“Hal tersebut sangat mungkin dicapai mengingat pada 22 Desember 2020 lalu IHSG sempat menyentuh level 6.165, walaupun di akhirnya berada sedikit di bawah 6.000,” ujar Menko Airlangga menerangkan.

Pada tahun ini, BEI bahkan menargetkan akan ada 30 perusahaan bahkan lebih yang akan melakukan penawaran saham perdana seiring dengan semakin pulihnya ekonomi nasional.

Baca Juga: Chacha Sherly eks Trio Macan Wafat, Dikabarkan Kecelakaan di Tol Semarang, Via Vallen Terpukul

Makro APBN berasumsi bahwa target inflasi adalah 3 ± 1%. Selain itu, nilai tukar rupiah ke dolar AS adalah Rp14.600.

Harapan pun muncul dengan adanya sentimen positif pada beberapa bulan terakhir di tahun 2020 karena nilai tukar rupiah ditutup terapresiasi hingga level Rp14.050/USD pada Rabu, 30 Desember 2020.

Artinya, IHSG dan nilai tukar rupiah telah mendekati level sebelum adanya pandemi Covid-19.

Baca Juga: Alih-alih Drama Netflix, Kim Soo Hyun Pilih Bintangi Drama Remake BBC Bersama Cha Seung Won

Menurut Airlangga, adanya sentimen positif karena adanya suntikkan vaksin Covid-19 juga menjadi salah satu faktor optimisme pemulihan ekonomi.

Dengan demikian, beberapa strategi pun telah dipersiapkan pemerintah untuk meraih peluang dalam memulihkan perekonomian nasional di tahun 2021.

Pasalnya, strategi tersebut nantinya akan dapat membantu menjaga momentum pemulihan ekonomi yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan transformasi ekonomi.

Baca Juga: Sempat Positif Covid-19 hingga Kurang Oksigen, Mardigu Bongkar Rahasia Sembuh Cepat dengan Cara Ini

Vaksinasi Covid-19 nantinya akan dipersiapkan sebagai game changer dalam pemulihan ekonomi nasional.

3 juta dosis vaksin telah dipersiapkan yang harapannya akan diberikan pada pertengahan Januari 2021 hingga berlanjut kira-kira sampai kuartal pertama tahun 2022.

“Masih menunggu Emergency Use Authorization dari Badan POM, juga menunggu kehalalal daripada vaksin ini. Diharapkan semuanya dapat diselesaikan dengan data saintifik yang sudah diperoleh baik dari penelitian di Bandung, Turki, dan Brazil,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Sempat Positif Covid-19 hingga Kurang Oksigen, Mardigu Bongkar Rahasia Sembuh Cepat dengan Cara Ini

Anggaran sebesar Rp372,3 triliun akan dialokasikan guna mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dilanjutkan di tahun 2021 ini.

“Melalui UU Cipta Kerja, Pemerintah berharap dapat mengurangi dampak negatif dari pandemi terhadap tenaga kerja Indonesia. Ini dapat mengakselerasi peningkatan lapangan kerja. Melalui UU ini akan dilakukan reformasi besar yang membuat Indonesia kompetitif agar ease of doing business dapat meningkat,” ujar Airlangga.

Berbagai kemudahan juga akan didapatkan oleh UMKM berkat adanya UU Cipta Kerja sehingga kedepannya dapat berkembang.

Baca Juga: Raffi Ahmad Disebut Kalah Keren dari Dimas, Andre Taulany: Pelan-pelan Nyalip Lu Nih!

Salah satunya adalah kemudahan dalam membentuk PT. Pemerintah karena Daftar Prioritas Investasi (DPI) dan Lembaga Pengelola Investasi (LPI) telah disiapkan untuk mendapatkan peluang investasi agar sektor usaha dapat berkembang.

Hadirnya DPI ini akan memberikan sentimen positif dalam dunia usaha. Sebab, adanya keterbukaan dalam penanaman modal dengan tetap mempertimbangkan adanya perlindungan dan pemberdayaan UMKM.

“Di luar strategi yang sudah disebutkan, kami juga telah mempersiapkan program ketahanan pangan dan program mandatory B30 sehingga dapat mendorong kelapa sawit,” ujar Airlangga mengakhiri sambutannya. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Tags

Terkini

Terpopuler