Ternyata Ini Biang Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak. Presiden Jokowi Minta Pihak Terkait Awasi Secara Ketat

22 Oktober 2022, 20:17 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Instruksikan pengawasan industri obat diperketat, menyusul melonjaknya kasus gagal ginjal akut pada balita/Instagram@jokowi /

PANGANDARAN TALK - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya turun tangan atas maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak yang terjadi sejak Agustus 2022 lalu.

Kasus ginjal akut progresif atipikal ("acute kidney injury"/AKI) berawal dari obat sirop untuk anak.

Sampai kini jumlah kasus kematian pasien AKI karena gangguan ginjal akut telah mencapai 133 jiwa dari total 241 pasien yang dirawat di 22 provinsi.

Baca Juga: Siswa SMK Menghembuskan Nafas Terakhir, Menambah Daftar Panjang Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Malang

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa penyebab gagal ginjal akut tersebut adalah patogen yang mencemari obat sirop.

Ada tiga patogen atau zat kimia berbahaya perusak ginjal pada obat sirop anak tersebut yakni etilen glikol, dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol butil ether (EGBE).

Kabar terbaru, pemerintah telah menemukan obat gagal ginjal akut tersebut, yaitu Fomepizole.

Baca Juga: Lakukan Program Latihan Mandiri, Pemain Persib Ini Ungkapkan Kesulitan

Namun obat injeksi ini masih harus didatangkan dari produsennya di Singapura.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan adanya lima produk obat sirop untuk anak di Indonesia yang mengandung cemaran etilen glikol (EG) yang melampaui ambang batas aman.

Kelima merek obat tersebut adalah:

ABaca Juga: Diinterogasi 45 Pertanyaan, Giliran Ketum PSSI Iwan Bule yang Diperiksa Polisi Terkait Tragedi Kanjuruhan

1. Termorex Sirup (obat demam) produksi PT Konimex;

2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu) produksi PT Yarindo Farmatama;

3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu) produksi Universal Pharmaceutical Industries;

4. Unibebi Demam Sirup (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries;

5. Unibebi Demam Drops (obat demam) produksi Universal Pharmaceutical Industries.

Baca Juga: Aremania Agendakan Aksi Unjuk Rasa, Ini Tanggapan Anggota Exco PSSI

BPOM melakukan uji sampel terhadap 39 bets dari 26 sirop obat yang diduga mengandung cemaran etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Ke-26 obat sirop itu diduga digunakan pasien gagal ginjal akut sebelum dan selama menjalani perawatan di rumah sakit.

Namun, kata Menkes, obat sirop bukanlah satu-satunya penyebab gagal ginjal akut.

Baca Juga: Tuai Kecaman, Wakil Ketua Umum PSSI Lakukan Pembelaan Mengenai Fun Football dengan FIFA

Menurutnya masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut, seperti infeksi virus, bakteri leptospira, dan "multisystem inflammatory syndrome in children" (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pasca-COVID-19.

BPOM telah memerintahkan semua  industri farmasi pemilik izin edar untuk melakukan penarikan sirop obat dari peredaran di seluruh Indonesia dan pemusnahan untuk seluruh bets produk.

Penarikan mencakup seluruh "outlet", antara lain pedagang besar farmasi, instalasi farmasi pemerintah, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, dan praktik mandiri tenaga kesehatan.

Baca Juga: Apa Saja Tugas Tim Expert FIFA Selama Berkantor di Indonesia? Ini 3 Hal Penting yang Wajib Dijalankan PSSI

Presiden Jokowi meminta agar dilakukan pengetatan pengawasan terhadap seluruh industri obat guna menghentikan kasus gagal ginjal akut pada anak tersebut.

"Tadi siang kan sudah disampaikan oleh Menteri Kesehatan secara detail ya, yang paling penting pengawasan terhadap industri obat harus diperketat lagi, tugas semuanya," kata Presiden Jokowi dikutip Pangandaran Talk dari Antara.***

Editor: Atep Abdilah

Tags

Terkini

Terpopuler