Mengejutkan! 55 Persen Masyarakat Indonesia Kesulitan Mencari Makan di Tengah Pandemi Covid-19

20 Oktober 2020, 11:16 WIB
Ilustrasi kelaparan / pixabay /

PR PANGANDARAN - Berdasarkan survei nasional lembaga indikator di tengah pandemi Covid-19, sebanyak 55 persen masyarakat di Indonesia semakin sulit untuk mencari makan.

Direktur Eksekutif Lembaga Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi mengatakan, survei tersebut dilakukan sejak bulan Maret hingga Juli 2020. Dari bulan tersebut masing-masing berbeda penilaian.

Pada Maret 2020, sebagian masyarakat menyebutkan ekonomi sedang sangat sulit. Sementara pada Mei 2020, sebanyak 81 persen responen menilai ekonomi sulit. 

Baca Juga: Diduga Hasut Pelajar STM untuk Demo Anarkis, Tiga Admin Medsos di Bawah Umur Langsung Diciduk Polisi

Lebih lanjut, pada Juli 2020 lalu sebanyak 69,2 persen respon menilai ekonomi sedang sulit, dan setelah beragam terobosan pemerintah, sebanyak 65,3 persen responden menilai bahwa ekonomi Indonesia masih dalam fase sangat sulit.

“Mayoritas responden (lebih dari 50 persen) masih menilai (ekonomi) gelap gulita. Namun trennya lebih baik dari Mei (2020),” ujar dalam rilis Survei Nasional Mitigasi Dampak Covid-19, Minggu, 18 Oktober 2020, dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Warta Ekonomi dalam artikel berjudul "Bikin Begidik! Hasil Survei Terbaru: 55 Persen Masyarakat Susah Cari Makan".

Survei ini mencatat akibat kondisi ini sebanyak 55 persen responden melaporkan mereka menjadi kesulitan makan.

Baca Juga: Mengejutkan! Studi Terbaru Covid-19 Sebut Virus Corona Bisa Picu Diabetes Mematikan

Lebih lanjut sebanyak 12,3 persen mengalami kesulitan membayar biaya sekolah, 11,5 persn kesulitan membeli kuota internet untuk sekolah, 2,9 persen kesulitan mencicil rumah, hingga sebanyak 11,9 persen kehilangan pekerjaan.

Jika dilihat berdasarkan tingkat pendidikan beban terbesar memburuknya ekonomi diderita masyarakat dengan pendidikan SLTP dan SD.

Dua kelompok masyarakat ini menyebutkan ekonomi mereka semakin sulit lebih dari 70 persen. Perinciannya dengan latar pendidikan SD sebanyak 72,4 persen, dan SLTP sebanyak 76,2 persen.

Baca Juga: Unjuk Rasa Tolak UU Ciptaker Diwarnai Aksi Anarkis, Polisi Tetapkan 131 Orang sebagai Tersangka

Sementara itu, masyarakat dengan latar pendidikan SLTA mengalami kesulitan ekonomi di rumah tangganya sebanyak 66,9 persen responden. Sedangkan dengan latar pendidikan kuliah ke atas hanya 38 persen yang menyebutkan perlambatan pendapatan.

“Lebih dari separuh warga yang ekonomi turun, menyebutkan makan saja susah,” paparnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 mencapai 26,42 juta orang, bertambah 1,63 juta orang dibandingkan September 2019 atau 1,28 juta orang dibandingkan Maret 2019.

Baca Juga: Gelombang Protes Thailand Picu Kebingungan, Polisi Perintahkan Penyelidikan Terhadap 4 Kantor Berita

Kenaikan penduduk miskin ini diakibatkan pelemahan ekonomi karena pandemi Covid-19.

“Kenaikan kemiskinan terjadi karena pendapatan seluruh lapisan masyarakat mengalami penurunan, dan dampaknya paling dalam kepada masyarakat menengah bawah,” ujar Kepala BPS, Suhariyanto.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler