Sandiaga Uno Ditegur Soal Wisata Halal Bali, Niluh Djelantik: Jangan otak-atik Babi Guling dan Tuak!

- 30 Desember 2020, 11:45 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam acara serah terima jabatan dari Menparekraf periode 2019-2020 di Kemenparekraf, Rabu, 29 Desember 2020.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam acara serah terima jabatan dari Menparekraf periode 2019-2020 di Kemenparekraf, Rabu, 29 Desember 2020. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol/

PR Sumedang – Hasil kunjungan kerja perdana Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ke Bali pada Minggu, 27 Desember 2020 lalu, mendapat sorotan dari karena membahas mengenai wisata halal yang meresahkan masyarakat lokal Bali.

Terbukti, hasil kunjungan itu mendapat komentar dari salah satu perancang sepatu terkemuka asal Bali, Niluh Djelantik.

Dalam pernyataannya, Niluh Djelantik tegas menolak wacana wisata halal yang diusung Sandiaga Uno.

Baca Juga: Demi Tunjang Penyaluran Vaksin Covid-19, Pemerintah Kembangkan Sistem Digital

Bahkan, ia pun meminta Sandiaga Uno untuk tidak otak-atik Bali, karena pariwisata di Bali sudah memiliki ciri khasnya sendiri, dan akan selalu menjadi andalan bagi pelaku usaha wisata di Bali.

“Ingat mas menteri. Kami menolak wacana Wisata Halal dan Program Oke Oce. Pantai akan terus berbikini dan babi guling tetap jadi andalan kami. Arak dan Tuak akan tetap jadi minuman favorit kami,” tulis Niluh Djelantik, sebagaimana dikutip dari unggahan Instagram @niluhdjelantik, Senin, 28 Desember 2020.

Sebagaimana telah diberitakan PR Sumedang dengan judul "Niluh Djelantik Minta Sandiaga Uno Jangan Otak-Atik Bali: Babi Guling dan Tuak Tetap Andalan Kami", bahwa sebelum Sandiaga Uno lahir, Bali sudah menjadi destinasi pariwisata yang mendunia dan andalan nomor dua di Indonesia.

Baca Juga: Selain Serang Sistem Pernapasan, Ternyata Gejala Covid-19 Varian Baru Juga Sebabkan Diare

Oleh karena itu, dia mengusulkan agar Sandiaga Uno membuat sistem IT yang bagus untuk menunjang informasi destinasi yang wisatawan inginkan, dan fokus pada sumber daya manusianya saja.

"Gak perlu bawa wacana halal haram di sini. Gak perlu jadikan Bali sapi perah yang di masa pandemi melanda justru kondisinya paling parah," tulis Niluh Djelantik.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PR Sumedang


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah