Tahu dan Tempe Langka, Anggota DPR Minta Pemerintah Optimalkan Harga dan Produksi Kedelai

- 4 Januari 2021, 20:11 WIB
Kedelai Impor
Kedelai Impor /ANTARA/

PR PANGANDARAN - Harga kedelai pada awal tahun 2021 ini telah mengalami kenaikan yang membuat para produsen tahu dan tampe kewalahan.
 
Imbasnya tahu dan tempe menjadi langka karna adanya aksi mogok menenuntut harga kedelai kembali normal.
 
Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara, Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina menyarankan agar pemerintah mengoptimalkan produksi kedelai dalam negeri sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani kedelai.
 
 
“Pada tahun 1992 Indonesia pernah melakukan swasembada kedelai, saat itu produksi dari petani kedelai Indonesia mencapai 1,8 juta ton per tahun. Ini ada peluang bagi pemerintah untuk mengoptimalkan kedelai dalam neger.sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani," kata Nevi Senin 4 Januari 2021.
 
Menurut Nevi, membaiknya perang dagang antara AS dan Tiongkok diduga menjadi faktor penyebab kenaikan harga kedelai.
 
Indonesia yang sebagian besar kedelainya bergantung pada AS, menjadi terdampak ketika Tiongkok memborong kedelai AS.
 
 
Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS), Nevi memaparkan, impor kedelai sepanjang semester-I 2020 mencapai 1,27 juta ton sekitar Rp7,52 triliun. Dari total impor tersebut, sebanyak 1,14 juta ton di antaranya berasal dari AS.
 
Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, khususnya pada pasal 54 ayat (3), Pemerintah dapat membatasi impor barang dengan alasan untuk membangun, mempercepat, dan melindungi industri tertentu di dalam negeri, atau untuk menjaga neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan.
 
Dalam hal ini, pemerintah harus mampu mengimbangi produksi kedelai dalam negeri, untuk memenuhi kebutuhan kedelai tanpa harus impor.
 
 
"Momentum baiknya hubungan dagang AS-Tiongkok yang berakibat pada kenaikan harga kedelai harus dimanfaatkan pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi kedelai dalam negeri,” katanya.
 
Pemerintah diharapkan dapat memperbaiki tata niaga kedelai dalam negeri.
 
“Melonjaknya harga kedelai juga dapat meresahkan pedagang kecil. Karena nanti penjual gorengan tidak dapat menjual tahu dan tempe goreng, sehingga pendapatan mereka pun bisa berkurang," kata Nevi.
 
 
“Kedelai sebagai bahan baku utama bagi industri tahu dan tempe tentu akan sangat mempengaruhi harga produk tahu dan tempe di masyarakat. Jika harga kedelai naik, maka harga tahu dan tempe di masyarakat juga akan ikut naik.
 
"Dengan begitu kenaikan harga kedelai akan menimbulkan efek berganda, mengingat para pelaku UMKM juga menggunakan tahu dan tempe sebagai bahan baku produk makanan yang mereka jual,” ujar Nevi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah