Network
PR PANGANDARAN - Salah satu relawan Covid-19 yakni dr Tirta menanggapi perdebatan soal Vaksin Nusantara.
Diketahui Vaksin Nusantara ini ternyata tidak lolos uji klinis fase 1 dari Badan POM (BPOM).
Mengetahui hal tersebut, dr Tirta pun merasa dirinya tersulut emosi saat menghadapi persoalan Vaksin Nusantara tersebut.
Baca Juga: Lakukan Live Streaming 100 Hari di Ruang Terkunci, sang Seniman: Hanya Mengikuti Firasat
Sebelumnya Vaksin Nusantara ini merupakan buatan Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dengan menggunakan sel dendritik.
Lantas Vaksin Nusantara ini pun mendapat dukungan dari beberapa anggota DPR dengan tetap menggunakan vaksin tersebut.
Sementara itu, dr Tirta Hudi melalui akun twitter Dokter Titan di @tirta_hudhi
pada 15 April 2021 mencuitkan pertanyaannya.
Baca Juga: 279 Gadis Nigeria Diculik, 7 Tahun Berlalu Namun Masih Belum Ada Solusi, ini Penyebabnya
"Emang kamu mau? divaksin pake vaksin yg ga lolos bpom?," tanya dr Tirta Hudi.
Kemudian ia menjelaskan bahwa untuk vaksinasi Covid-19 yang sudah lolos BPOM saja masih banyak yang takut. Apalagi yang gak lolos?
Artikel ini telah tayang sebelumnya di Seputar Tangsel dengan judul 'Dokter Tirta Ngaku Emosi Soal Vaksin Nusantara, Emang Kamu Mau Divaksin Pakai Vaksin Gak Lolos BPOM?'.
Baca Juga: Nekat Ikut Ritual Mandi di Sungai, Ribuan Orang di India Dinyatakan Positif Covid-19 dalam 3 Hari
"Vaksin lolos bpom aje rakyat mash takut2, Apalagi kagak lolos," tulisnya.
Ia pun mengaku tak mau membahas pemakaian vaksin Nusantara ini. Malah membuatnya emosi.
"Udah ah. Bahas vaksin nusantara, bisa bikin batal poso wkwkw Malah emosi sendiri," akunya.
Baca Juga: Buktikan Aurel Tak Hamil di Luar Nikah pada Netizen, Atta Halilintar Sengaja Beli Testpack
Seperti diketahui beberapa anggota DPR sengaja memperlihatkan menggunakan vaksin Nusantara sebagai dukungan terhadap vaksin lokal.
Meskipun pihak BPOM menjelaskan alasan uji klinis vaksin Nusantara yang tak memenuhi syarat. *** (Tining Syamsuriah/Seputartangsel.pikiran-rakyat.com).
Artikel Rekomendasi