PR PANGANDARAN - Program dengan anggaran Rp675 miliar per tahun yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) harus menelan pil pahit.
Lantaran, Organisasi Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, memutuskan untuk keluar dari Program Organisasi Penggerak (POP).
Secara resmi pihak Muhammadiyah menilai bahwa terdapat beberapa kenjanggalan dalam penetapan peserta POP.
Baca Juga: Cinta Segitiga Editor Metro TV Terungkap: Saingan Suci Ngejar-ngejar dan Berambisi Dapatkan Yodi
Oleh karena itu, Muhammadiyah sempat memberikan protes terhadap dua perusahaan besar yang turut menerima bantuan tersebut.
"Kriteria pemilihan organisasi masyarakat yang ditetapkan lolos evaluasi proposal sangat tidak jelas, karena tidak membedakan antara lembaga CSR yang sepatutnya membantu dana pendidikan dengan organisasi masyarakat yang berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah," kata Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kasiyarno di Jakarta.
Dua perusahaan tersebut adalah Tanoto Foundation dan Sampoerna Foundation, yang masuk ke dalam POP untuk kategori gajah atau dengan kata lain mendapatkan bantuan Rp 20 miliar per tahun dari pemerintah.
Baca Juga: Joget Viral Almira Taraktakdung Ternyata Warisan Turun Temurun, Ketua Osis: Sejak 8 Tahun yang Lalu
Dalam menjalankan POP itu sendiri, terdapat tiga kategori yang masing-masing memiliki persyaratan khusus. Ketiga kategori tersebut terbagi ke dalam Gajah, Macan, dan Kijang.
Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat-Depok.com dengan judul Belum Pernah Terjadi, Muhammadiyah dan NU Resmi Mengundurkan Diri dari Program Kemendikbud
Artikel Rekomendasi