Kriminolog UI: Editor Metro TV Sepertinya Bunuh Diri Bukan karena Depresi, Jangan Gegabah!

- 27 Juli 2020, 09:25 WIB
Kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo masih melakukan penyidikan
Kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo masih melakukan penyidikan /ANTARA, Facebook.com/Yodi Prabowo

PR PANGANDARAN - Misteri kematian Editor Metro TV Yodi Prabowo dipastikan pihak penyidik bukan karena dibunuh melainkan bunuh diri.

Beragam bukti yang diungkap Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya, Kombes Pol Tubagus Adi mengarah pada kesimpulan Yodi Prabowo meninggal lantaran bunuh diri.

Kendati demikian, pihak keluarga tidak menerima vonis tersebut, mereka menyebut bahwa anaknya masih memilki semangat hidup dan ingin segera menikah dengan sang kekasih, Suci Fitri Rohmah.

Baca Juga: Geger Seragam Tentara Tiongkok Satu Batalion Laundry di Kelapa Gading, Ini Kata Polisi

Namun, Suci Rohmah sempat berkata bahwa Yodi kerap memberi sinyal ingin megakhiri hidup lantaran permasalahan pelik yang diceritakannya.

Menanggapi rilis resmi pihak kepolisian pada Sabtu, 25 Juli 2020 kemarin, Kriminolog dari Universitas Indonesia (UI), Hamidah Abdurrahman menduga, Yodi Prabowo editor Metro TV tidak bunuh diri akibat depresi.

Menurutnya, bisa saja pelaku pembunuh Yodi Prabowo merancang kematian editor Metro TV tersebut dengan cara bunuh diri.

Baca Juga: Gaya Pacaran Awkarin dengan Anak Menteri Pariwisata: dari Panggil 'Mas Abi' hingga Pamer Kemesraan

"Saya harap polisi tidak gegabah menyimpulkan almarhum Yodi bunuh diri, hanya dengan melihat sidik jari almarhum. Karena bisa saja terjadi hal tersebut disengaja oleh pelaku untuk menutupi perbuatannya," kata Hamidah kepada RRI.co.id di Jakarta, Senin, 27 Juli 2020.

Lebih jauh, lanjut Hamidah, pihak Polda Metro Jaya pastinya mengetahui kasus bunuh diri, mana kasus pembunuh berencana.

Halaman:

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah