Pertamina Rugi Triliunan Hingga tak Masuk Daftar Fortune Global 500, Benarkah Ahok Layak Dicopot?

- 26 Agustus 2020, 13:20 WIB
ahok./instagram @basukibtp
ahok./instagram @basukibtp /

PR PANGANDARAN - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto menyatakan, Komisaris Utama PT. Pertamina, Basuki Tjahja Purnama atau Ahok layak untuk dicopot.

Mulyanto menilai, selama Ahok menjabat sebagai komisaris utama, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan.

Justru sebaliknya banyak keanehan dan kejanggalan yang begitu jelas dilihat masyarakat.

 Baca Juga: Angka Fantastis! Ternyata Gaji Ahok Bisa Beli Mobil Setiap Bulannya

"Pekan lalu kita dengar kabar Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang yang terbaru Pertamina rugi Rp11.13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto, Rabu (26 Agustus 2020).

Politisi PKS ini menilai, kondisi ini jelas harus jadi perhatian pemerintah, jangan terus dibiarkan dan menunggu Pertamina mengalami kondisi yang lebih parah. 

"Mau sampai kapan membiarkan Pertamina babak belur seperti ini?" tegasnya.

Baca Juga: Ustaz Subki Beri Kabar tak Mengenakan Soal Lesty Hingga Komentar Rizky Billar Buat Netizen Gemas

Dia pun menambahkan, sebagai komisaris utama Pertamina Ahok harusnya mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik. 

Mengingat, ujar dia, dengan kewenangan yang dimiliki dan dukungan politik memadai Ahok punya kesempatan lebih besar membenahi Pertamina.

Apalagi menjelang pengangkatan dirinya menjadi komisaris utama, mantan Gubernur DKI itu sesumbar bisa memperbaiki Pertamina.

Baca Juga: Mendagri Ajak 'Bully' Calon Kepala Daerah yang Ciptakan Kerumunan dengan Alasan ini

"Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung. Asal diawasi. Nah kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi. Kok nyatanya Pertamina bisa rugi," jelasnya.

Secara teori, kata Mulyanto, di semester pertama tahun 2020 ini Pertamina harusnya untung, bukan rugi seperti sekarang. 

Sebab, di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun.

Baca Juga: Tolak Penambahan Mahasiswa Kedokteran, Para Dokter ini Mogok Kerja Besar-besaran

Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia. 

Mulyanto menduga, ada faktor non-teknis yang menyebabkan Pertamina mengalami rugi yang begitu besar. Untuk itu ia meminta peran pengawasan Komisaris Utama lebih ditingkatkan. 

"Secara perhitungan kasar, Pertamina harusnya untung besar," pungkasnya.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: RRI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x