Pemerintah Indonesia Dituding Tidak Ramah dan Represif Terhadap Kaum Islamis, Wamenag: Itu Keliru!

- 29 September 2020, 17:01 WIB
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi
Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi /indonesiainside.id

Maka dari itu, nilai dan ekspresi keberagamaan sangat mewarnai relasi antara agama dan negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Hal itu tidak mungkin dibatasi, apalagi diingkari dan direpresi,” jelasnya. 

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

“Upaya meningkatkan kehidupan keagamaan justru terus dilakukan oleh negara melalui Kementerian Agama yang bersinergi dengan ormas, majelis, dan lembaga keagamaan,” lanjut Wamenag.

Dilansir Kemenag, Wamenag menjelaskan bahwa di era globalisasi saat ini, Indonesia dan juga negara lainnya, menghadapi tantangan infiltrasi paham transnasional, baik dalam bentuk liberalisme, sekularisme, maupun ekstrimisme.

Wamenag menyampaikan, Infiltrasi nilai-nilai yang berpotensi merusak tatanan kemasyarakatan Indonesia yang religius inilah yang perlu diantisipasi.

Baca Juga: Tabrakan Padaherang Berujung Maut, 2 Orang Pengendara Tewas dengan 5 Motor Rusak Total

Maka dari itu, penguatan toleransi dan moderasi beragama menjadi salah satu upaya yang dilakukan pemerintah. 

“Jadi bukan Islamisme. Yang kita mitigasi dan antisipasi adalah berkembangnya paham dengan tiga karakter, yaitu: Anti Pancasila dan NKRI, ekstrem dan anarkis sehingga sampai menistakan nilai-nilai kemanusiaan, serta intoleran, terjebak pada klaim kebenaran dan fanatisme kelompok,” katanya.

“Pendekatan yang dilakukan Pemerintah berdasarkan peraturan perundang-undangan. Penilaian Greg Fearly terkait tindakan represif jelas tidak tepat,” ujar Wamenag.

Halaman:

Editor: Suci Nurzannah Efendi

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah