‘Preman’ Twitter Pecahkan Trending RUU Cipta Kerja, K-Popers: Ava Boleh Korea Tapi Jiwa Indonesia!

- 11 Oktober 2020, 09:30 WIB
Aksi K-Popers menolak UU Omnibus Law.*/Twitter/@Anisaic48508165
Aksi K-Popers menolak UU Omnibus Law.*/Twitter/@Anisaic48508165 /

PR PANGANDARAN – Pengesahan RUU Cipta Kerja tidak hanya menghebohkan dunia nyata tapi juga dunia maya.

Media sosial khususnya Twitter banyak menaikkan tagar yang menolak pengesahan RUU tersebut.

Melalui akun Instagram @najwashihab, presenter kenamaan itu membahas mengenai kontribusi K-popers dalam menaikkan tagar penolakan Omnibus Law.

Baca Juga: Dituding Jadi Dalang Aksi Demo Tolak Omnibus Law UU Ciptaker, Ini Pesan AHY untuk Kader Demokrat

Berdasarkan pantauan Drone Emprit mengenai tren dan volume Omnibus Law pada 4 Oktober 2020, trennya masih sepi tapi sekitar pukul 18.00 WIB pada 5 Oktober 2020 anak Kpop mulai beraksi.

Ismail Fahmi selaku Founder Drone Emprit mengatakan jika unggahan Kpopers memiliki andil besar untuk meramaikan penolakan Omnibus Law.

Pas diketuk palu, baru naik ke atas. Mulailah Kpopers naik. Jadi tanpa K-popers mentok-mentok ya segini aja, nggak akan melambung sampai internasional, nggak akan rame. Jadi kontribusi mereka luar biasa,” ucapnya sambil memperlihatkan layar yang menampilkan tren dan volume Omnibus Law pada waktu pengesahan.

Baca Juga: Terlibat Konflik Sengit Bertahun-tahun, Kini Xi Jinping 'Dekati' Kim Jong Un, Benarkah Cari Sekutu?

Berdasarkan keterangan Agustina seorang pecinta musik Korea atau K-popers memaparkan alasan dirinya dan Kpopers lain meramaikan media sosial karena banyak masyarakat Indonesia yang terkena dampaknya.

Dia juga merasa bangga karena mampu menyuarakan pendapatnya sebagai warga negara Indonesia.

Melihat banyaknya masyarakat Indonesia yang berpotensi terkena dampak jangka panjang terkait UU Cipta Kerja. Tapi saya merasa sangat bersyukur dan bangga karena saya dan teman-teman saya yang lain sebagai penyuka musik beraliran K-pop dapat turut andil mengambil peran untuk setidaknya menyuarakan pendapat kami sebagai warga negara Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Libra Siap-siap Dapat Kejutan, Aries Waspada Tekanan Mental dan Stres

Dia menambahkan tidak hanya Kpopers asal Indonesia yang meramaikan tagar penolakan Omnibus Law tapi juga temannya yang tinggal di luar negeri.

Tapi jauh dari itu semua, saya bangga karena saya bisa menyuarakan pendapat saya sebagai orang Indonesia bukan sebagai Kpopers, karena keresahan dari masyarakat Indonesia lah tagar tersebut dapat menjadi trending,” tuturnya.

Bahkan teman-teman saya yang merupakan warga negara asing pun turut ikut menaikkan trending tersebut. Terakhir dari saya, ava boleh Korea tapi jiwa raga tetap Indonesia!” tambahnya.

Baca Juga: Kontroversi di Balik Debat Capres AS Ditunda, Donald Trump Ogah Daring, Joe Biden Diklaim Curang

Ismail Fahmi pun memberikan pendapatnya mengenai andil besar Kpopers dalam menaikkan tagar penolakan Omnibus Law.

Menurutnya saat pandemi banyak orang yang diam di rumah, sehingga media sosial merupakan cara untuk bisa bersuara.

Orang-orang harus stay di rumah, nggak banyak bergerak, media sosial itu malah menjadi kekuatan. K-popers itu ‘premannya’ Twitter. Siapa yang berani hajar, dihajar rame-rame dan mereka bisa bersuara, menguasai. Trending apa pun bisa,” ucapnya.

Baca Juga: Terancam Disomasi 100 Pengacara Usai Kritik Aksi Matikan Mik ala Puan, Nikita: Berani Lawan Gue?

Keikutsertaan Kpopers dalam membela tanah air tak hanya dilakukan sekarang, sebelumnya saat mendukung aksi demonstrasi #ReformasiDikorupsi mereka membuat tagar sendiri yaitu #DiperkosaNegara.

Tidak hanya K-popers Indonesia yang kerap kali ikut andil dalam dunia politik, tapi juga di negara lain misalnya saat Kpopers asing menyabotase kampanye Trump di Tulsa, Oklahoma.

Mereka menyerukan warganet untuk memborong semua tiket kampanye tapi melarang untuk berangkat ke stadion hingga banyak kursi kosong.

Baca Juga: Kerap Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental, Singgung Manfaat Kognisi dan Emosi

Selain itu, Kpopers juga pernah menyerang aplikasi iWatch milik Departemen Kepolisian Dallas saat aksi BLM, sebagai bentuk protes atas kebrutalan polisi hingga menyebabkan kematian pria berkulit hitam bernama George Floyd.

Kita ke (artis) Korea itu karena ngefans tapi kecintaan kami nomor satu tetap Indonesia. Yang kedua, Oppa. Something wrong with our country, we’ll come. Mereka kan tahu para Oppa-nya harus masuk militer, (lalu mereka) bilang gini ‘udah guys anggap saja (ngtwit) ini wajib militer’. Gila betul. Jadi artinya (bagi) mereka ini pertempuran,” pungkasnya memberikan pandangan mengenai Kpopers.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Instagram


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x