AS Labeli Gerakan Boikot Bela Palestina Minta 'Persamaan Hak' Gegara Dicap Tekan Ekonomi Israel

- 19 November 2020, 21:20 WIB
ilustrasi Amerika Serikat.
ilustrasi Amerika Serikat. /pexels-element5digital

PR PANGANDARAN – Amerika Serikat akan melabeli kampanye Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS), yang berusaha mengisolasi Israel atas perlakuannya terhadap Palestina sebagai ‘anti-semit’, kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo.

Mike Pompeo untuk mengunjungi pemukiman ilegal di Tepi Barat yang telah diduduki.

Pompeo mendesak Arab Saudi untuk menormalisasi hubungannya dengan Israel.

Baca Juga: Temukan Bukti Kejahatan, Australia Minta Maaf Telah Membantai Puluhan WN Afghanistan: Kami Sedih

Sementara kampanye BDS adalah gerakan non-kekerasan yang dipimpin oleh orang-orang yang bertujuan menekan Israel secara ekonomi agar memberikan persamaan hak serta mengembalikannya ke Palestina.

Mencontoh gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan, ini kemudian menginspirasi orang-orang dari seluruh dunia untuk memboikot bisnis dan institusi akademik dan budaya yang memiliki afiliasi langsung atau tidak langsung dengan Israel.

Hal ini termasuk perusahaan yang terkait dengan permukiman ilegal Yahudi.

Baca Juga: Jadi Incaran Kapal Asing, Kapal Ikan Milik Malaysia Ditangkap di Selat Malaka, Begini Kronologinya

Di dalamnya termasuk yang memberikan layanan untuk kependudukan, perusahaan yang mengeksploitasi sumber daya alam dari tanah Palestina dan yang menggunakan orang Palestina sebagai tenaga kerja murah.

Kantor hak asasi manusia PBB telah mengidentifikasi lebih dari 200 perusahaan yang terkait secara langsung atau tidak langsung dengan pemukiman illegal.

Kebanyakan perusahaan berasal dari Israel dan Amerika Serikat, tetapi juga ada perusahaan dari Jerman dan Belanda.

Baca Juga: Dulu Pramugari Kini Penjual Sate Taichan, Video TikTok Inspiratif ala Martha 'Lawan Covid-19' Viral

Mereka termasuk perusahaan perbankan dan pariwisata, serta perusahaan konstruksi dan teknologi.

Pompeo juga  mengatakan akan mengunjungi Dataran Tinggi Golan.

Pompeo, yang berada di Israel sebagai bagian dari tur Timur Tengah terakhirnya sebagai menteri luar negeri Amerika Serikat juga mengatakan dia akan mengunjungi Dataran Tinggi Golan.

Baca Juga: Menyerah karena Doa-doa Tidak Terkabul? Ternyata Ada 3 Cara Allah Swt Mewujudkan Keinginan Manusia

Wilayah yang direbut Israel dari Suriah dan diduduki dalam perang 1967.

“Hari ini saya akan memiliki kesempatan untuk mengunjungi Dataran Tinggi Golan,” katanya di Yerusalem pada hari Kamis.

Ia menyebut pengakuan tersebut sebagai bagian dari keputusan Presiden Donald Trump.

Baca Juga: Bantah Video Habib Rizieq Sengaja Bikin Kerumunan Massa, Slamet ke Najwa Shihab: Gerakan Hati Umat

"Pengakuan sederhana ini sebagai bagian dari Israel, juga, adalah keputusan yang dibuat Presiden Trump pada 2019 yang secara historis penting dan hanya pengakuan atas kenyataan," katanya.

Pada Maret tahun lalu, Trump mengakui pendudukan Israel di Dataran Tinggi Golan ketika dia menandatangani dekrit bersama Netanyahu di Gedung Putih.

Tindakan itu dikecam oleh komunitas internasional, yang tidak mengakui perampasan tanah, sementara Suriah menyebutnya sebagai  ’serangan terang-terangan’terhadap kedaulatannya.

Baca Juga: Status Hubunganya dengan Afgan Dibongkar Maia saat Live Indonesian Idol, Rossa 'Kesal': Udah Hey!

Pompeo juga diharapkan menjadi menteri luar negeri Amerika Serikat pertama yang mengunjungi permukiman Israel di Tepi Barat. ***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah