Kehadiran Media Sosial Dianggap Mengancam Keutuhan NKRI, Panglima TNI: Media Perang Urat Syaraf

- 22 November 2020, 15:26 WIB
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu 21 November 2020.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.IP, ketika menjadi Keynote Speaker dalam acara Webinar Pelatihan Sinergi Anak Bangsa Dalam Menjaga Keutuhan Bangsa dan Negara Dari Aksi Separatisme di Dunia Maya, Sabtu 21 November 2020. /Puspen TNI/

PR PANGANDARAN - Keberadaan media sosial saat ini menjadi salah satu kebutuhan masyarakat.

Namun dibalik itu tentunya tak terlepas dari dampak negatif dan positif yang akan ditimbulkan.

Mengingat semakin luas dan bebas jejaring media sosial acap kali menimbulkan permasalahan khususnya pada sekarang ini, yang tak jarang menimbulkan perdebatan panas antara pihak bersangkutan.
 
Baca Juga: Langkah TNI Copot Baliho Dapat Sambutan Baik, Wakil Ketua MPR: Negara Memang Harus Hadir Mengatasi

Sementara itu berbagai ancaman media sosial juga kerap membuat masyarakat mengkonsumsi berita-berita dengan mudah dan cepat, walaupun terkadang informasi yang diterima tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Dalam menyikapi hal ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyampaikan bahwasannya kemajuan teknologi khususnya perangkat berbasis internet dan sosial media mengharuskan untuk memiliki aturan kehidupan di dunia maya.

Menurut jenderal bintang empat ini, dampak pengguna media sosial dan segala aktivitas dunia maya tentu tak sedikit, dan yang lebih mengkhawatirkan adalah dapat secara instan mempengaruhi keutuhan sebuah negara.
 
Baca Juga: Resmi Menikah! Ini Perlakuan Denny Sumargo yang Bikin Olivia Allan Jatuh Hati, Salah Satunya Jujur

“Mau tidak mau, suka atau tidak suka, kita harus mengakui bahwa media sosial telah dapat dimanfaatkan sebagai media propaganda, media perang urat syaraf,” jelas Hadi Tjahjanto dalam sebuah webinar, yang dikutip oleh PikiranRakyat-Pangandaran.com dari PMJNews Sabtu 21 November 2020.

“Dengan pengunaan dan jangkauan yang luas, media sosial menjadi media yang efektif untuk melakukan perang informasi atau pun perang psikologi. Sekarang kita mengenal hastag, trending topic. Dahulu kita menyebutnya sebagai tema propaganda,” sambungnya.

Menurut Hadi, belakangan propaganda lewat sosial media pun masif terjadi di Tanah Air yang keseluruhannya sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
Baca Juga: Terbukti Populer! Fancam Winter aespa 'Black Mamba' Jadi Fancam Debut Tercepat Capai 1 Juta Views

Salah satunya, yang disorot adalah penyebaran berita bohong atau hoaks yang mendiskreditkan pemerintah, dan tak sedikit sasarannya pada masyarakat awam dan generasi muda agar terbakar emosinya.

Selain dari pada itu, provokasi dengan mengeksploitasi isu SARA pun kerap terjadi akhir-akhir ini. Seperti contoh penistaan tokoh masyarakat, tokoh agama, perlakuan etnis tertentu, atau pun kasus rasisme terhadap mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya, Jawa Timur.

“Juga menyebarkan isu-isu sosial dan isu separatisme berbahasa Inggris untuk mencari simpati dan dukungan politik dari dunia internasional, seperti yang dilakukan Benny Wenda dan Veronica Koman,” ungkapnya.
 
Baca Juga: Reputasi Brand 30 Idol Individu November: Jimin BTS dan Kang Daniel di Puncak, Ong Seong Wu Nomor 9!

Kegaduhan media sosial secara tidak langsung sebenarnya telah di manfaatkan oleh sejumlah kelompok separatis untuk mempengaruhi opini dunia lewat propaganda. Dan juga memanfaatkan panggung diplomasi internasional sebagai mandala alternatif demi mendapat dukungan.

Hasilnya, stabilitas nasional akan terganggu dan akhirnya upaya pembangunan tidak akan berjalan lancar.

Pemerintah dan rakyat hanya akan disibukkan dengan konflik-konflik sosial yang ada dan kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi tidak kondusif.

“TNI bersama kementerian/lembaga terkait, dan masyarakat khususnya generasi muda, harus bahu membahu memberdayakan potensi dunia maya dan potensi digital yang dimiliki untuk membendung dan menghadapi ancaman separatisme di dunia maya,” tukasnya.***
 
 

Editor: Nur Annisa

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah