Siapa Sangka, Setelah 25 Tahun Berjaya, Kini Bisnis Dunia Pendidikan Jatuh ke Jurang Krisis

15 September 2020, 14:04 WIB
Siswi saat melakukan sekolah daring di Surabaya. Foto: Julian /

PR PANGANDARAN – Pandemi Covid-19 masih melanda Indonesia, hal itu membuat orang-orang melakukan aktivitas pekerjaannya dari rumah, salah satunya sektor pendidikan.

Semenjak awal pandemi Covid-19 ini melanda Indonesia, aktivitas belajar mengajar pun dilakukan dari rumah atau biasa disebut pembelajaran jarak jauh secara daring.

Setiap hari guru memberikan tugas kepada siswanya melalui aplikasi Whatsapp, serta ada juga guru memberikan pelajaran kepada siswanya melalui aplikasi Zoom.

Baca Juga: Geram Video Ospek 'Panitia Bentak Peserta' Disebar, Maba UNESA: Lihat Penuh Salut, Separuh Tersulut

Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran covid-19 di sekolahan, agar tidak menimbulkan klaster baru Covid-19 yaitu klaster sekolah atau kampus.

Tetapi ada juga yang terdampak bisnisnya terutama di binis pendidikan akibat Pandemi Covid-19 ini.

Para pengelola dan penyelenggara pendidikan mengungkapkan bahwa, pandemi Covid-19 ini telah membuat bisnis di bidang pendidikan di Indonesia terpuruk.

Baca Juga: Video Komdis UNESA Bentak Mahasiswa Baru Gegara Ikat Pinggang Viral, Netizen Geram: Buta Huruf Kali!

Salah satunya yang diungkapkan oleh Sekolah Stella Marris (Stella Marris International School), PT Stella Marris Internasional dan Ganesha Group.

Dikutip dari PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman AntaraNews, bahwa bisnis di bidang pendidikan saat ini sedang terpuruk hal ini diakibatkan akibat Covid-19 yang masih melanda.

Dalam acara konferensi pers Satgas Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Jakarta pada Selasa 15 September 2020, Chief Financial Officer PT Stella Marris Internasional, Pierre Sanjaya mengatakan baru kali dalam 25 tahun terakhir, bisnis pendidikan dalam krisis.

Baca Juga: Indonesia hingga Australia Gagal Bertandang ke Denmark, BWF Resmi Tunda Piala Thomas dan Uber 2020

“Selama ini kita tahu, kalau pendidikan itu trennya selalu naik. Tapi baru kali ini, dalam 25 tahun terakhir bisnis di bidang pendidikan masuk dalam krisis,” ucap Pierre.

Pierre mengatakan, ada beberapa aspek yang menyebabkan terpuruknya sektor bisnis di bidang pendidikan selama pandemi Covid-19 ini, mulai dari orang tua murid, guru, hingga perangkatnya.

Bagi orang tua, selama pandemi Covid-19 membuat orang tua harus menyediakan ruang dan waktu ekstra untuk membimbing anaknya belajar, sementara untuk guru juga harus belajar ekstra dan menyediakan fasilitas lainnya untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dari rumah.

Baca Juga: Ternyata Rekam Medis Penusuk Syekh Ali Jaber Gila Tidak Ditemukan, Orang Tua Beri Keterangan Palsu?

Untuk murid sendiri menurut Pierre, bahwa murid lebih senang belajar di sekolah karena bisa bertemu dengan teman-temannya.

Pierre mengapreasiasi yang dilakukan pemerintah untuk memberikan bantuan berupa subsidi kuota internet untuk guru dan siswa, sehingga hal tersebut dapat menunjang pembelajaran jarak jauh secara daring.

Sementara itu pihak dari Ganesha Group, Direktur Utama Ganesha Group, Bayu Rheksa Nugraha mengatakan akibat pandemi Covid-19 ini, pendapatan Ganesha Group berkurang hingga 90 persen.

Baca Juga: Ternyata Rekam Medis Penusuk Syekh Ali Jaber Gila Tidak Ditemukan, Orang Tua Beri Keterangan Palsu?

“Seharusnya tahun ajaran baru ini ‘masa panen’, namun kini ‘gagal panen’, karena sekolah juga ditutup dan pembelajaran pun dilakukan dari rumah,” ucap Bayu.

Sehingga menurut Bayu untuk mengatasi hal tersebut pihaknya akan terus melakukan inovasi dan meluncurkan program baru dengan menyasar masyarakat umum untuk menyediakan kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat umum selama pandemi Covid-19.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler