"Boleh, ada sekolah tatap muka, syaratnya adalah siswanya dibatasi dan protokol kesehatan dijalankan ketat," terangnya.
Gubernur membatasi, sekolah tatap muka hanya untuk warganya yang tidak mampu menyediakan fasilitas belajar daring dan maksimal hanya 10 anak.
Baca Juga: 'Perjuangan jadi Penyanyi' Judika Sering Keluar Darah dari Mulut, Dokter Minta Berhenti Menyanyi
"Kalau satu atau lima bahkan sepuluh siswa itu masih bisa. Semuanya harus dilakukan demi akses proses belajar mengajar agar anak bisa berjalan ," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMP di Kabupaten Rembang bernama Dimas Ibnu Elias viral di media sosial setelah kedapatan belajar sendirian di sekolah. Ia terpaksa ke sekolah karena tidak memiliki handphone untuk mengikuti proses belajar daring.
Dimas terpaksa mengikuti pelajaran di kelas saat teman-temannya belajar lewat daring menggunakan smartphone (ponsel pintar) karena ia tak punya ponsel.
Meski hanya sendirian di kelas, siswa bernama lengkap Dimas Ibnu Alias ini tetap berangkat sekolah.
"Barangkali, bagi keluarganya, beras jauh lebih dibutuhkan daripada ponsel pintar dan kuota internet," kata Kepala SMPN 1 Rembang Isti Chomawati, Kamis 23 Juli 20202.
Baca Juga: Himbauan WHO: Hindari 3 Tempat Ini Karena Berpotensi Tularkan Virus Corona
Dimas adalah anak dari pasangan Didik Suroyo, seorang nelayan, dan Asiatun, yang bekerja sebagai buruh pengeringan ikan. Sejak pandemi Dimas belajar sendirian di sekolah.
Artikel Rekomendasi