“Dalam surat resmi yang kami kirim ke Mas Menteri, kami memprotes integrasi sejarah ke dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas X dan menjadikan sejarah sebagai mata pelajaran pilihan di kelas XI dan XII.
"Sayangnya, dalam rancangan penyederhanaan kurikulum yang beredar, sejarah benar hilang di SMK,” lanjut dia.
Baca Juga: Benyamin Sueb Nangkring di Google Doodle, Intip Lebih Dekat Seniman Legendaris 'Pilot Gagal' Betawi
Hilangnya mata pelajaran di SMK dalam draft soal penyederhanaan kurikulum juga mendapatkan sorotan lebih dari IKA Sejarah UPI.
“Dengan begitu, ada benarnya juga penghilangan mata pelajaran sejarah itu. Di SMK tepatnya. Kami jelas menolak tegas penghilangan ini,” tulis akun tersebut.
Pihaknya kemudian menegaskan kembali apa yang menjadi sasaran protes dan tuntutan utamanya soal mata pelajaran sejarah.
Baca Juga: Terungkap! Acuan BMKG Soal Suara Dentuman di Jakarta Salah, Ternyata Bukan Aktivitas Petir
“Lalu, apa tuntutan kami? Kami meminta agar sejarah menjadi mata pelajaran wajib di jenjang pendidikan menengah: SMA, SMK, MA, MAK. Loud and clear,” tulisnya.
Tak hanya itu, IKA Sejarah UPI juga mempertanyakan hal yang berhubungan dengan draft yang diklarifikasi oleh Nadiem Makarim sebagai rancangan yang belum final.
“Kami punya banyak puluhan versi berbeda sekarang sedang melalui FGD dan uji publik. Semuanya, belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final,” tutur Nadiem.
Artikel Rekomendasi