Baca Juga: Banjir Bandang Redam Sukabumi, Ratusan Warga Mengungsi, Korban Hanyut Masih Belum Ditemukan
IKA Sejarah UPI menyoroti kata ‘sosialisasi’ yang termuat dalam judul draft. Pihaknya berpendapat bahwa tahap sosialisasi berbeda dengan tahap kajian.
“Terkait presentasi internal yang Mas Menteri katakan, bisa jadi benar adanya. Hanya, file yang beredar dan kami terima adalah presentasi dengan judul jelas 'Sosialisasi'.
"Tepatnya 'Sosialisasi Penyederhanaan Kurikulum dan Asesmen Nasional' tertanggal 25 Agustus 2020. Bagi kami, sosialisasi berbeda dengan kajian,” lanjutnya.
Baca Juga: Hiruk Pikuk Pilkada di Tengah Pandemi, Bamsoet Larang Kampanye dan Ragam Kegiatan Tarik Massa
Terlepas dari itu semua, IKA Sejarah UPI menyatakan bahwa diskursus yang muncul pada tahap kajian akan berimplikasi positif terhadap bentuk kurikulum yang akan dihasilkannya nanti.
“Terlepas dari situ, munculnya penolakan dan/atau tanggapan pada tahap kajian tentu sangat bagus. Ini sekaligus menjadi masukan. Barisan protes tak banyak berarti jika rangkaian penyederhanaan kurikulum sudah selesai.” pungkasnya.***
Artikel Rekomendasi