Dampak Asteroid Hantam Bumi 4 Miliar Tahun Lalu Ternyata Dahsyat, Ahli: Rahasia Ada di Kawah Laut

9 Juni 2020, 16:41 WIB
ILUSTRASI asteroid yang mendekat ke bumi.* /Pixabay/

PR PANGANDARAN - Asteroid yang menghantam Bumi sekitar 4 miliar tahun yang lalu ternyata menciptakan molekul pembawa kehidupan.

Klaim tersebut diungkap para peneliti dari Tohoku University, Jepang.

Bermula ketika para ilmuwan ini menciptakan ulang kondisi di kawah dasar laut dampak asteroid raksasa yang menabrak Bumi.

Baca Juga: Unggah Foto Barack Obama Digantung Tali Hukuman Mati dan Clinton Tunggu Giliran, Sersan Kena Sanksi

Melansir Daily Mail, mereka mengatakan bahwa kawah dasar laut menyimpan rahasia bagaimana batuan ruang angkasa kuno ini membawa molekul organik yang penting bagi Bumi.

Ketika asteroid jatuh ke Bumi menciptakan asam amino (komponen dasar protein) yang merupakan bahan terciptanya kehidupan, kata para peneliti.

Selain di Bumi, peneliti juga mengklaim asteroid yang menabrak planet Mars juga menciptakan kehidupan di planet merah itu.

Baca Juga: Jasad Driver Ojol Wanita yang Tewas Akibat Dijambret Ditahan, Pasukan Ojol: Lah Ini Bukan Corona!

"Diketahui bahwa planet merah (Mars) pernah tertutup air dan dibombardir dengan batu ruang angkasa miliaran tahun yang lalu," kata para peneliti.

Tidak cukup sampai disitu, para peneliti melanjutkan percobaan di laboratorium dengan mensimulasikan tabrakan asteroid menabrak laut.

Sehingga berdampak pada terciptannya kehidupan di Bumi.

Baca Juga: Ungkap Jeritan Hati Lewat Instagram, Azriel Minta Krisdayanti dan Raul Lemos Setop Sakiti Anang

Artikel ini pernah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul Studi: Dampak Asteroid yang Menghantam Bumi 4 Miliar Tahun Lalu Membawa Kehidupan

Sementara itu, Profesor Yoshihiro Furukawa, sebagai penulis utama penelitian ini, mengatakan bahwa penemuan pembentukan asam amino dari karbon dioksida dan nitrogen molekuler menunjukkan bahwa pembangun kehidupan dapat terbuat dari senyawa yang ada di mana-mana.

Lebih lanjut, ia juga berpendapat bahwa lautan luas yang ada di Mars juga menimbulkan jalan yang menarik untuk eksplorasi dalam hal menemukan tanda-tanda kehidupan kuno di planet merah itu.

Baca Juga: Kisah Ajaib Kembar Dempet, Sempat Divonis 3 Hari, Kini Tumbuh Dewasa dan Kompak Ingin Jadi Dokter

Menurutnya, pada saat itu, karbon dioksida dan nitrogen kemungkinan menjadi gas penyusun utama atmosfer ketika lautan di Mars masih ada.

"Seperti halnya Bumi, pembentukan asam amino mengikuti dampak asteroid memberikan kemungkinan sumber bahan kehidupan di Mars dahulu kala," kata Furukawa.

"Studi ini menemukan munculnya asam amino yang berfungsi sebagai pembangun protein," tambahnya.

Baca Juga: Satu-persatu Bukti Terkuak, Peneliti Harvad Ungkap Kasus Covid-19 Mungkin Sudah Meledak Lebih Awal

Gagasan tentang ada atau tidaknya kehidupan di Mars menjadi pertanyaan besar bagi komunitas astrobiologi.

Planet Mars dahulu kala memiliki genangan air di permukaannya, hal ini dapat dilihat ukiran batu yang menjadi ngarai besar dari sungai kuno yang sekarang sudah kering.

Valles Marineris adalah sistem yang ada pada bagian timur Tharsis di Mars.

Baca Juga: 25 Tahun Berkarier, Dokter Bingung Temukan Kabel Charger Sepanjang 61 Cm dalam Kandung Kemih Pria

Dengan panjang lebih dari 4.000 km, lebar 200 km dan kedalaman lebih dari 7 km, Valles Marineris dikenal sebagai ngarai terbesar di Tata Surya.

Adanya Valles Marineris di Mars ini membuktikan bahwa tempat itu pernah dipenuhi air.

Dua penjelasan terkait asal-usul terbentuknya kehidupan di Bumi dan Mars.

Pertama, benda luar angkasa seperti meteorit dan formasi internal atau yang dikenal sebagai panspermia.

Baca Juga: Texas Pecahkan Rekor, Kian Jelas Tanda-tanda Ledakan Kasus di AS Akibat Aksi Protes George Flyod

Menggunakan senjata gas, tim peneliti meniru pendaratan meteorit di lautan seperti yang ada di Teluk Meksiko, terjadi sekitar 66 juta tahun saat memusnahkan dinosaurus.

Kedua,percobaan peneliti mengungkapkan pembentukan asam amino seperti glycine dan alanine yang membangun dan memelihara organisme hidup.

Para peneliti menggunakan karbon dioksida dan nitrogen, dalam percobaan mereka karena gas-gas ini adalah dua komponen utama di atmosfer Bumi purba.

Baca Juga: Indonesia Terancam Rugi Besar-besaran Capai Rp 26,5 Triliun Akibat 16 Tuduhan Anti Dumping

Kondisi di Mars sangat mirip dengan yang ada di Bumi. Empat miliar tahun yang lalu.

Sebuah analisis meteorit Murchison yang jatuh di Australia 50 tahun yang lalu menunjukkan bahwa meteorit itu mengandung 70 jenis asam amino.

Meteorit Murchison berisi butiran-butiran debu bintang yang terbentuk tujuh miliar tahun yang lalu sebelum Matahari kita terbentuk.

Baca Juga: Klaim Tiongkok Sabotase Vaksin Covid-19 Negara Barat, Senator: Mereka Sengaja Ingin Jadi Musuh AS!

Profesor Furukawa mengatakan akan meneliti lebih lanjut tentang peran meteorit yang bisa membawa kehidupan di Bumi dan Mars.***(Julkifli Sinuhaji/PR)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler