Arkeolog Temukan Kota Romawi Kuno Berusia 2.000 Tahun Lebih, Gambar Misterius Rumah dan Toko Muncul

12 Juni 2020, 16:42 WIB
ORANG Romawi Kuno punya jimat khusus penangkal marabahaya berbentuk unik.* /pixabay

PR PANGANDARAN - Sebuah Kota Romawi kuno di Italia berhasil ditemukan para arkeolog dengan menggunakan ground-penetrating radar (GPR).

Gambar rumah pemandian, teater, toko, dan seluruh sistem saluran air berhasil ditangkap alat pemindai tersebut.

GPR ini, juga dapat merevolusi pemahaman kita terkait pemukiman kuno, hal itu diungkap para arkeolog, sembari menjelaskan bahwa teknologi memungkinkan para peneliti untuk mesurvei wilayah luas.

Baca Juga: Merek 'Bensu' Melayang, Begini Kisah Awal Mula Ruben Onsu Terjun Bisnis Kuliner Ayam Geprek

Wilayah luas yang terperangkap di bawah permukaan bumi dapat diteliti tanpa harus melakukan penggalian yang akan memakan waktu cukup banyak.

Dilaporkan The Sun, anggota tim penelitian Profesor Martin Millet mengatakan, "Jenis survei ini dapat mengubah cara para arkeolog menyelidiki situs-situs perkotaan."

Teknologi ini digunakan di Falerii Novi, kota bertembok yang membentang seluas 75 hektar, sekitar 30 mil (50 kilometer) utara Roma, yang dikabarkan sudah berusia lebih dari 2.000 tahun.

Baca Juga: Berhasil Terapkan Disiplin Covid-19, Kang Emil: Pangandaran Jadi Contoh Sektor Pariwisata di Jabar

Falerii Novi didirikan pada 241 SM pada masa Republik Romawi dan dihuni sekitar 700 M pada awal Abad Pertengahan. Kota tersebut tidak sampai setengah dari ukuran Pompeii kuno, sebelum sebagian telah digali tetapi sebagian besar tetap terkubur.

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat-Bekasi.com dengan judul Gunakan Radar Penembus Tanah, Arkeolog Temukan Kota Romawi Kuno Berusia 2.000 Tahun Lebih

Dengan populasi sekitar 3.000 orang, kota ini memiliki kompleks pemandian umum yang luas dan bangunan pasar, setidaknya 60 rumah besar dan sebuah kuil persegi panjang dengan tiang di dekat gerbang selatan kota.

Baca Juga: Polisi yang Siram Air Keras Hanya Dituntut 1 Tahun, Novel Baswedan: Ya Gini Hadapi Gerombolan Bebal

Di dekat gerbang utara terdapat monumen publik, dengan serambi bertiang di tiga sisi dan sebuah alun-alun terbuka berukuran 40x90 meter.

Falerii Novi memiliki jaringan pipa air yang beroperasi di bawah blok kota dan tidak hanya di sepanjang jalan, hal ini menunjukkan perencanaan kota yang sudah terkoordinasi.

Penelitian ini menandai untuk pertama kalinya bahwa kota kuno lengkap dipetakan menggunakan radar penembus tanah (GPR).

Baca Juga: Soal Isu Listrik Naik, Tompi: PLN Menggila, Kantor Tak Dipakai 3 Bulan Tagihan Justru Bengkak

Proses kerjanya mirip dengan radar biasa, GPR memantulkan gelombang radio dari benda-benda dan menggunakan gema untuk membangun gambar pada kedalaman yang berbeda.

Peralatan GPR sendiri dikabarkan ditarik ke permukaan dengan menggunakan sepeda quad.

"Ini membutuhkan satu orang sekitar tiga hingga empat bulan di lapangan. Ini benar-benar mengubah cara kita belajar dan memahami kota-kota Romawi," kata Profesor Martin Millet.

Baca Juga: Sudah Sepekan Obwis Pangandaran Dibuka, Kang Emil: Saya Beri Nilai 8, Pantai Lebih Diperhatikan

Dikabarkan ia dan rekan-rekannya telah menggunakan GPR untuk mensurvei Interamna Lirenas di Italia pada skala yang lebih rendah, dan Alborough di Yorkshire Utara.

Para peneliti saat ini berharap bahwa mereka dapat menemukan dalam skala yang lebih besar.

"Sangat menarik dan sekarang realistis untuk membayangkan GPR digunakan untuk mensurvei kota besar seperti Miletus di Turki, Nicopolis di Yunani, atau Kirene di Libya," ucap dia.

Baca Juga: Ojol Depok Menjerit, Driver: Ojek Online di Jakarta Boleh Angkut Penumpang, Kenapa Kita Belum?

Penelitian yang dilakukan Profesor Martin Millet dan rekan-rekannya telah diterbitkan dalam jurnal berjudul Antiquity.***(Ramadhan Dwi Waluya)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler