Astronom Kaget, Cahaya Merah Misterius Muncul di Pusaran Bima Sakti untuk Pertama Kalinya

4 Juli 2020, 20:26 WIB
Astronom temukan cahaya merah misterius di pusat Bima Sakti.* //Mirror

PR PANGANDARAN - Cahaya merah misterius di pusat Bima Sakti tengah gencar disediliki seluruh astronom dan peneliti dunia.

Hal ini lantaran temuan itu merupakan fenomena yang bukan saja jarang terjadi bahkan ini adalah pertama kalinnya.

Teleskop WHAM (Wisconsin H-Alpha Mapper) yang berbasis di Chili, Amerika berhasil menangkap cahaya merah misterius tersebut.

Baca Juga: Fakta Baru: Skandal Seks di Tempat Karantina Covid-19 Jadi Penyebab Utama Lonjakan Kasus Corona

Seperti diberitakan PikiranRakyat-BandungRaya.com, cahaya merah misterius di pusat Bima Sakti yang terdeteksi untuk pertama kalinya itu bersinar dari daerah yang dikenal sebagai 'Tilted Disk' atau wilayah pusat Bima Sakti.

Dari temuan itu, tim astronomi AS berspekulasi bahwa cahaya merah misterius itu merupakan gas hidrogen yang terionisasi.

Asumsi itu dibangun usai mereka membandingkan warna lain dari cahaya yang berasal dari nitrogen dan oksigen terionisasi.

Baca Juga: Viral Kasus Intip Bagian Intim Wanita Lewat CCTV, Psikolog: Ini Bukti Orang Mesum Ada Dimana-mana

"Mampu melihat gas terionisasi dengan cara baru seharusnya membantu kita menemukan jenis sumber yang bisa bertanggung jawab untuk menjaga agar semua gas itu tetap berenergi," kata Dr Lawrence Haffner, dari Embry-Riddle Aeronautical University, Florida.

Sementara itu, peneliti utama, Dhanesh Krishnarao, seorang mahasiswa pascasarjana di University of Wisconsin-Madison, memanfaatkan sebuah model untuk memprediksi berapa banyak gas yang seharusnya ada.

Artikel ini pernah tayang di PikiranRakyat-BandungRaya.com dengan judul Pertama Kali Terjadi, Astronom Temukan Cahaya Merah Misterius di Pusat Galaksi Bima Sakti

Data mentah dari teleskop WHAM memungkinkan dia untuk memperbaiki kalkulasinya sampai tim memiliki gambar 3-D akurat dari struktur.

Baca Juga: Calon Suami Resmi Jadi Mualaf, Cita Citata Justru Ungkap Batal Menikah Gegara Faktor Kecocokan

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Science Advances, juga menemukan bahwa sekitar setengah dari hidrogen telah terionisasi oleh sumber yang tidak diketahui.

"Bimasakti sekarang dapat digunakan untuk lebih memahami sifatnya," kata Krishnarao.

Struktur gas terionisasi berubah ketika bergerak menjauh dari pusat Bima Sakti. Sebelumnya, para ilmuwan hanya tahu tentang gas non-ion yang terletak di wilayah itu.

Baca Juga: WHO Akhirnya Akui Fakta Sebenarnya: Laporan Pertama Kasus Covid-19 Bukan dari Pemerintah Tiongkok

"Dekat dengan nukleus Bima Sakti. Gas terionisasi oleh bintang-bintang yang baru terbentuk, tetapi ketika kamu bergerak semakin jauh dari pusat, segala sesuatu menjadi lebih ekstrem, dan gas tersebut menjadi serupa dengan kelas galaksi yang disebut LINER, atau daerah emisi ionisasi rendah (nuklir)," ucap dia.

Galaksi-galaksi berjenis LINER seperti Bima Sakti membentuk sekitar sepertiga dari semua galaksi.

Mereka memiliki lebih banyak pusat radiasi daripada galaksi yang hanya membentuk bintang-bintang baru.

Baca Juga: Ratusan PSK Menjerit, Rumah Praktik Seksual Ditutup Usai Peneliti Temukan Covid-19 dalam Sperma

"Sebelum penemuan oleh WHAM, Galaksi Andromeda adalah spiral LINER terdekat dengan kita," kata Dr Haffner.

"Tapi itu berjarak jutaan tahun cahaya. Dengan inti Bima Sakti hanya puluhan ribu tahun cahaya, kita sekarang dapat mempelajari wilayah LINER lebih terinci. Mempelajari gas terionisasi yang diperluas ini akan membantu kita mempelajari lebih lanjut tentang lingkungan saat ini dan masa lalu di pusat Galaxy kita," turur dia.

Para peneliti sekarang berencana untuk mencari tahu sumber energi di pusat Bima Sakti.

Baca Juga: Baim Wong Dapat Serangan Bertubi-tubi, Paula Verhoeven: Pertanda Hidup Kita Lebih Menyenangkan

Mampu mengelompokkan galaksi berdasarkan tingkat radiasi adalah langkah pertama yang penting untuk mengetahui hal itu.***(Fitri Nursaniyah/PR.Bandung.com)

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: PR Bandung Raya

Tags

Terkini

Terpopuler