Dengan populasi sekitar 3.000 orang, kota ini memiliki kompleks pemandian umum yang luas dan bangunan pasar, setidaknya 60 rumah besar dan sebuah kuil persegi panjang dengan tiang di dekat gerbang selatan kota.
Baca Juga: Polisi yang Siram Air Keras Hanya Dituntut 1 Tahun, Novel Baswedan: Ya Gini Hadapi Gerombolan Bebal
Di dekat gerbang utara terdapat monumen publik, dengan serambi bertiang di tiga sisi dan sebuah alun-alun terbuka berukuran 40x90 meter.
Falerii Novi memiliki jaringan pipa air yang beroperasi di bawah blok kota dan tidak hanya di sepanjang jalan, hal ini menunjukkan perencanaan kota yang sudah terkoordinasi.
Penelitian ini menandai untuk pertama kalinya bahwa kota kuno lengkap dipetakan menggunakan radar penembus tanah (GPR).
Baca Juga: Soal Isu Listrik Naik, Tompi: PLN Menggila, Kantor Tak Dipakai 3 Bulan Tagihan Justru Bengkak
Proses kerjanya mirip dengan radar biasa, GPR memantulkan gelombang radio dari benda-benda dan menggunakan gema untuk membangun gambar pada kedalaman yang berbeda.
Peralatan GPR sendiri dikabarkan ditarik ke permukaan dengan menggunakan sepeda quad.
"Ini membutuhkan satu orang sekitar tiga hingga empat bulan di lapangan. Ini benar-benar mengubah cara kita belajar dan memahami kota-kota Romawi," kata Profesor Martin Millet.
Baca Juga: Sudah Sepekan Obwis Pangandaran Dibuka, Kang Emil: Saya Beri Nilai 8, Pantai Lebih Diperhatikan
Artikel Rekomendasi