Berdasarkan Data, Emoji Berikut Paling Sering Digunakan dengan Psikologi di Balik Penggunaannya

- 17 Juli 2020, 11:19 WIB
Ilustrasi. (Emotion.ID)
Ilustrasi. (Emotion.ID) /

PR PANGANDARAN – Ternyata dilihat berdasarkan data Unicode Consortium, emoji wajah tertawa dengan air mata sukacita menjadi emoji yang paling sering digunakan dengan angka 9,9 persen.

Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs Antara, Emoji tersebut melampaui emoji hati berwarna merah (6,6 persen) dan emoji wajah tersenyum dengan mata berbentuk hati (4,2 persen).

Organisasi nirlaba yang berbasis di Silicon Valley, yang memiliki perwakilan dari raksasa teknologi, universitas dan lembaga pemerintah, itu melakukan riset dengan tujuan untuk menyeleksi emoji baru.

Baca Juga: Jalani Persalinan Caesar, Cut Meyriska dikabarkan Melahirkan Anak Pertamanya di Jakarta

"Memahami seberapa sering emoji digunakan membantu memprioritaskan kategori mana yang menjadi fokus," kata Mark Davis, presiden dan salah satu pendiri Unicode Consortium, dikutip dari situs resmi unicode, Jumat.

Sementara itu, dikutip dari laman Quartz, emoji paling populer wajah dengan air mata sukacita, yang mengalahkan 2.822 emoji lainnya, terpilih menjadi "word of the year" Kamus Oxford pada 2015, pertama kalinya dalam sejarah bahwa "kata" yang dipilih adalah sebuah pictograph.

Diperkenalkan pada 2010, emoji wajah dengan air mata sukacita biasanya digunakan untuk menekankan kelucuan, respons untuk komentar lucu atau bahkan melembutkan ucapan sarkastik.

Baca Juga: Ramai Teori Konspirasi Kapasitas Paru-paru Baekhyun EXO, Hingga Dugaan Miliki Banyak Insang

Misalnya, untuk menggambarkan pertemuan yang tidak ada manfaatnya, pesan dikirim "wow, benar-benar pertemuan yang produktif," dengan menambahkan emoji tersebut di akhir kalimat.

Sifat berlebihan yang dimiliki emoji wajah dengan air mata sukacita adalah inti dari daya tarik emoji tersebut, menurut Monica Riordan, psikolog kognitif yang memiliki spesialisasi dalam komunikasi yang dimediasi komputer.

"Pada dasarnya Anda mencoba untuk menyandikan serangkaian isyarat emosional dan sosial yang sangat kompleks ke dalam grafik kecil dan kemudian berharap bahwa orang lain dengan tepat menafsirkan apa yang Anda coba sampaikan," ujar Riordan.

Baca Juga: Vonis Penyiraman Air Keras, Novel Baswedan Singgung Persidangan Sandiwara Hingga Jauh dari Fakta

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa 55 persen komunikasi manusia adalah melalui bahasa tubuh -- gerak tubuh, postur, ekspresi wajah -- dan 38 persen disampaikan oleh nada dan infleksi pembicara.

"Isyarat ini menghilang dalam pesan teks, jadi kita mengimbanginya dengan melebih-lebihkan respons kita," ujar Riordan.***

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Antara


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x