PR PANGANDARAN - Fenomena La Nina yang berhasil dideteksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dengan menggandeng hasil penelitian dari National Oceanic and Atmospheric (NOAA) berada di level moderat.
Pada 1 Oktober 2020 lalu, level moderat fenomena La Nina mulai terjadi di Samudera Pasifik.
Kendati begitu, Kepala BMKG Dwikorita melaporkan jika fenomena tersebut akan berdampak pada iklim Indonesia.
Baca Juga: Viral Mobil Polisi Dirusak Massa Aksi Tolak Omnibus Law, Polda Jabar Bakal Lakukan Penyelidikan
Terbukti, kini curah hujan bulanan di wilayah Indonesia digadang-gadang bakal meningkat 40 persen. Prediksi ini diperkirakan terjadi pada Oktober sampai November nanti.
Lebih lanjut, Dwikorita Karnawati juga mengungkap bahwa fenomena itu diprediksi sampai akhir tahun telah mencapai lebih dari indeks.
“Jadi diprediksi akhir tahun ini anomali suhu muka laut di Samudra Pasifik diprediksi akan mencapai minus 1 derajat Celcius bahkan lebih. Yang artinya mencapai fase atau kondisi moderat,” tuturnya dalam Rakornas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi dan Gempa Bumi-Tsunami secara virtual.
Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Anak STM Bakal Demo di Depan Gedung DPR Tolak UU Cipta Kerja? Simak Faktanya
Sebagaimana dilaporkan PMJ, menurut Dwikora fenomena La Nina telah diamati selama dua bulan berturut-turut. Adanya anomali negatif suhu muka air laut menjadi penyebab utama fenomena tersebut.
Fenomena tersebut juga akan berdampak pada terjadinya aliran massa udara basah yang kuat dari arah Samudra Pasifik bagian tengah ekuator menuju Kepulauan Indonesia.
Artikel Rekomendasi