Cek Fakta: Semasa Pandemi Angka Bunuh Diri Dikabarkan Meningkat hingga 200 Persen, Ini Kebenarannya

23 November 2020, 16:43 WIB
Ilustrasi bunuh diri./ /Pixabay

PR PANGANDARAN - Situasi pandemi Covid-19 benar-benar membuat keadaan sosial menjadi bergejolak.

Tak hanya tentang sulitnya beradaptasi dengan kebiasaan baru, masyarakat pun dibuat cemas memikirkan kapan situasi ini berakhir.

Pada keadaan semacam itu, tersiar kabar di media sosial yang mengatakan bahwa jumlah angka orang yang mati bunuh diri meningkatkan drastis sampai 200 persen.

Baca Juga: 9 Fakta Terbaru Penangkapan Millen Cyrus Gegara Narkoba, Ternyata Sempat Lakukan Ini Sebelum Diciduk

Kabar tersebut berupa narasi dalam foto yang diunggah lewat media sosial Instagram oleh sejumlah akun pada 16 November 2020 lalu.

Beberapa di antaranya yaitu oleh pemilik akun @mkurian, yaitu Mark Kurian dengan 1.564 likes dan @krisjenner milik Kris Jenner, ibu dari keluarga selebriti Kardashian dengan 137.817 likes.

Berikut narasi foto kabar tersebut yang telah lebih dulu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Baca Juga: Tak Banyak Orang Tahu, 6 Artis Tanah Air Ini Miliki Saudara Kembar, Ada yang Selisih Lahir 17 Menit

"Angka bunuh diri naik 200% sejak lockdown. Bisakah 2 teman men-screenshot dan membagikannya? Kami mencoba menunjukkan bahwa seseorang akan selalu mendengarkan.

Hubungi 1-800-273-8255

(Hotline AS)

Hanya dua. Dua saja," tulisnya, seperti dilansir Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @mkurian.

Baca Juga: Ifan Seventeen Pamer Foto di Pemakaman, Netizen Salfok ke Sosok Wanita yang Mirip Mendiang Istrinya

Lantas, benarkah angka kematian akibat bunuh diri selama masa pandemi Covid-19 meningkat drastis hingga 200%?

Penasihat senior untuk epidemiologi psikiatri dan pencegahan bunuh diri di National Institute of Mental Health, Rajeev Ramchand mengatakan bahwa dirinya belum memeroleh data terkait hal itu.

"Saya belum melihat data di tingkat nasional yang mengamati kematian akibat bunuh diri. Masih terlalu dini untuk membuat kesimpulan apa pun terutama tentang kematian karena bunuh diri," seperti dilansir Pangandaran.Pikiran-Rakyat.com dari laman AFP Fact Check pada Sabtu, 21 November 2020.

Baca Juga: Jungkook BTS Ternyata Simpan Pesan Rahasia di Setiap Adegan MV 'Life Goes On', Intip Cuplikanya

Terkait dengan upaya bunuh diri atau jumlah orang yang berpikiran ingin bunuh diri selama masa pandemi, lanjutnya, gambarannya sama sekali tidak jelas sebab penelitian soal bunuh diri membutuhkan waktu yang cukup lama.

“Kematian akibat bunuh diri membutuhkan waktu lama untuk diidentifikasi dan biasanya kami tidak memiliki data nasional tentang kematian akibat bunuh diri selama 13 bulan hingga setelah akhir tahun kalender,” ungkapnya.

Menurut Ramchand, data yang menunjukkan angka selama masa pandemi mungkin tidak tersedia sampai Januari 2022.

Baca Juga: Satu Guru Positif Covid-19 dan Tren Kasus Meningkat, Banyumas Hentikan Uji Coba Belajar Tatap Muka

Angka nasional terbaru yang telah dihimpun oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit dari 2018 pun menunjukkan adanya 48.344 kasus bunuh diri di Amerika Serikat.

Sementara itu, para ahli juga membuktikan lewat studinya tentang tingkat bunuh diri di tingkat global, tidak menunjukkan adanya kenaikan yang drastis hingga 200%.

Dampak yang diakibatkan dari pandemi Covid-19 memang begitu luar biasa. Namun, hasil penelusuran menunjukkan tak ada sumber data hasil penelitian para ahli yang menyatakan bahwa terjadinya peningkatan angka bunuh diri hingga 200% baik di tingkat negara Amerika Serikat maupun di tingkat global.

Baca Juga: Dituduh Jual Data Pengguna, Aplikasi Muslim Pro Buka Suara dan Sebut Bakal Lakukan Tindakan Ini

Dengan demikian, unggahan di media sosial yang mengklaim adanya peningkatan bunuh diri hingga 200% selama pandemi Cocid-19 adalah hoax yang termasuk ke dalam kategori konten palsu.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: AFP Fact Check

Tags

Terkini

Terpopuler