Cek Fakta: Ikan Tongkol dan Tembang Diklaim Jadi Penyebaran Penyakit Baru, Tinjau Kebenarannya

6 Januari 2021, 17:06 WIB
PEDAGANG menata ikan segar dagangannya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Ujong Baroh, Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Minggu (27/1/2019). Harga berbagai jenis ikan segar sejak sepekan terakhir melonjak naik, diantaranya ikan tongkol dari Rp12.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, ikan dencis dari Rp10.000 menjadi Rp23.000 per kilogram dan ikan tuna dari Rp13.000 menjadi Rp35.000 per kilogram karena berkurangnya hasil tangkapan nelayan akibat pengaruh cuaca buruk.*/ANTARA /

PR PANGANDARAN – Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan jika ikan tongkol dan tembang menjadi penyebaran penyakit baru.

Dengan adanya penyebaran penyakit baru itu, masyarakat dihimbau untuk jangan memakan dulu ikan tongkol dan tembang.

Kabar ini dibagikan oleh akun Facebook Nona Radja pada 4 Januari 2021 dengan narasi sebagai berikut:

Baca Juga: Merinding! Keanu Ungkap Firasat Chacha Sherly Sebelum Meninggal Melalui Obrolan Terakhirnya

“Untuk keselamatan n kebaikan kita

Kita stop beli ikan dulu Karena Ada pexakit Baru sekarang

Mohon Diinfokan Kepada Sekeluarga kita

Ksia tau smua para keluarga kitaaa… Jgn beli ikan dluuu soalnya ad penyebaran penyakit yg mengandung mkanan ikannn….terkhususnya ikan tongkol dan tembangggg… Pkox smau ikannnnn. Smogaaa di sampaikann di kluarga kita smuaaaaa.”

Lantas, benarkah jika ikan tongkol dan tembang menjadi penyebaran penyakit baru?

Baca Juga: Ivan Gunawan Bocorkan Harga Gaun Lesty: Baju Saya 'Nggak' Ada yang Murah

Berdasarkan hasil penelusuran Tim PikiranRakyat-Pangandaran.com dari laman Turn Back Hoax, kedua ikan tersebut bukan menjadi penyebaran penyakit baru tapi ada warga Kecamatan Kodi Blaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT yang keracunan ikan tembang pada 4 Januari 2021.

Didapat informasi jika keracunan atas ikan tembang itu menyebabkan satu warga tewas sedangkan 12 lainnya kritis dan dirawat di Puskesmas Kodi Bangedo.

Keracunan tersebut berawal dari seorang warga bernama Hendrikus Ndara Milla yang membeli 40 ikan seharga Rp20 ribu dari pedagang yang bernama Hendrikus Hona Kandi.

Baca Juga: Perang Dunia 3 Pecah! Iran Tangkap Donald Trump sebagai Upaya Balas Dendam Kematian Soleimani

Kemudian, ikan itu dia bagikan kepada anggota keluarga lainnya yang sama-sama tinggal di sana.

Kasus keracunan ikan pernah terjadi beberapa kali sebelumnya, misalnya pada 3 Januari 2020 sebanyak 350 warga Jember mengalami keracunan setelah menyantap sajian ikan tongkol di malam Tahun Baru 2020.

Para korban mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, pusing, wajah memerah, bengkak, hingga pingsan.

Baca Juga: Cek Fakta: Menag Yaqut Cholil Qoumas Dikabarkan Diusir Saat Hadir di Tanah Melayu Riau, Ini Faktanya

Plt Kepala Dinas Perikanan Jember Murtadlo mengatakan jika keracunan ikan tongkol dipicu oleh proses penyimpanan yang tidak benar.

Hal ini menyebabkan kandungan histamin pada ikan meningkat. Diduga jika ikan disimpan di atas suhu 6 derajat Celcius dengan durasi melebihi batas aman.

Dikutip dari American Academy of Allergy Asthma and Immunology, keracunan histamin merupakan salah satu jenis keracunan makanan.

Baca Juga: Kim Heechul Nonton ‘The Penthouse’, Sebut Eugene Jahat dan Syok Diberi Spoiler Lee Ji Ah

Beberapa jenis ikan secara alami memiliki zat kimia bernama histidin dan berkadar tinggi, di antaranya tongkol, makarel, sarden (salah satu spesiesnya adalah ikan tembang), tuna, teri, haring, dan lain-lain.

Berdasarkan pemaparan di atas mengenai ikan tongkol dan tembang dapat menjadi penyebaran penyakit baru adalah tidak benar.

Oleh sebab itu, informasi tersebut masuk ke dalam kategori hoaks misleading content atau konten yang menyesatkan.***

Editor: Mela Puspita

Sumber: Turn Back Hoax

Tags

Terkini

Terpopuler