PR PANGANDARAN - Nyaris satu tahun pandemi Covid-19 tidak juga rampung. Di Indonesia jumlah kematian meningkat setiap harinya, hingga per 7 Desember 2020 jumlah kematian akibat Covid-19 menyentuh angka 14.614 orang.
Vaksin menjadi harapan besar bagi dunia, sehingga kedatanganya tadi malam dianggap sebagai penolong.
Namun, berkenaan dengan hal itu beredar sebuah kabar yang menyebut bahwa vaksin Covid-19 telah dipasang sebuah chips atau barcode. Hal itu membuat masyarakat takut untuk mengonsumsinya, terlebih bagi mereka yang terkena Covid-19.
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Olga Syahputra Jadi Sosok di Balik Suksesnya OVJ, Ini Kisahnya
Postingan itu diunggah akun Facebook Ibrahim pada 5 Desember 2020 lalu.
"Vaksin kok pake big data? itu demi kesehatan atau karena ingin pemasangan chip/barcode untuk setiap manusia?
Lantas, benarkah narasi yang disebut Ibrahim di atas?
Berdasarkan penelusuran PikiranRakyat-Pangandaran.com dari AFP Fact Check dan Turn Back Hoaks, PT Bio Farma (Persero), Soleh Ayubi mengatakan bahwa pembuatan sistem informasi data yang sedang dikembangkan oleh pihaknya akan mengikuti regulasi yang ada.
Baca Juga: Info Subsidi Gaji BPJS Ketenagakerjaan: Karyawan yang Terima BLT Bakal Kena Sanksi dari Kemnaker
"Semua proses ini harus mengikuti best practice, harus mengikuti regulasi yang ada. Baik regulasi dari Kementerian Kesahatan, Badan POM, Kominfo, berkaitan privasi data (penerima vaksin) dan seterusnya,"jelasnya.
Artikel Rekomendasi