Hoaks atau Fakta: 40 Ribu Alat Rapid Test dari Tiongkok Bagian Rencana Pembunuhan Massal Ulama Jabar

- 8 Juli 2020, 12:58 WIB
Hoaks Terkait rapid Test untuk Pembunuhan Massal Ulama
Hoaks Terkait rapid Test untuk Pembunuhan Massal Ulama /Kominfo

Terkait klaim bahwa 5 ribu ulama di Jawa Barat akan dites Covid-19, terdapat alasan yang mendasar mengapa Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberlakukan kebijakan itu.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa saat ini virus Corona menular melalui klaster-klaster baru.

Beberapa di antaranya adalah klaster acara di Sukabumi di mana terdapat 300 calon perwira yang dinyatakan positif Covid-19 melalui rapid test serta klaster tempat ibadah di Bogor yang menyebabkan tokoh agama meninggal akibat Covid-19.

Menurut Uu, pesantren juga berpotensi menjadi klaster baru penularan virus Corona.

Baca Juga: Hasil Penelitian Ungkap Depresi Salah Satu Faktor Kuat Kematian Wanita, Cegah dengan 5 Makanan ini

Pasalnya, para kiai atau sesepuh pesantren sering menerima tamu atau bersalaman dengan santri. Karena itu, mereka perlu dites "Kiai itu masuk kategori B, orang yang sering didatangi dan dikunjungi orang.

Terkait pernyataan Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton bahwa alat tes Corona dari Cina berbahaya, berdasarkan laporan The Canberra Times serta SBS, alat tes yang dimaksud adalah alat tes Corona rumahan atau buatan sendiri yang dijual secara daring atau online.

Dengan demikian berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, narasi dalam unggahan akun Ali Imron Imron, bahwa didatangkannya alat tes virus Corona Covid-19 dari Cina adalah bagian dari rencana pembunuhan massal ulama di Jawa Barat, menyesatkan dan tidak mendasar.***

Halaman:

Editor: Evi Sapitri

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x