Cek Fakta: Tersiar Kabar Pandemi Covid-19 Sudah Berakhir, Kini Hanya Flu Biasa? Tinjau Kebenarannya

- 26 Oktober 2020, 09:50 WIB
ILUSTRASI pandemi virus corona Covid-19.
ILUSTRASI pandemi virus corona Covid-19. /pixabay

PR PANGANDARAN - Pandemi Covid-19 hingga kini masih menjajaki beberapa daerah di Indonesia.

Namun publik sering kali dibuat resah dengan munculnya berita simpang siur yang beredar di masyarakat terkait virus yang mematikan ini.

Melalui pesan berantai Whatsapp tersiar kabar bahwa kini Covid-19 telah berakhir dan yang sekarang terjadi hanyalah penyakit flu biasa.

Baca Juga: Istri Kim Jong Un Menghilang 9 Bulan, Rumor Beredar Dibunuh Secara Keji hingga Sengaja Disembunyikan

Dalam pesan tersebut terselip tautan YouTube dengan keterangan bahwa perkumpulan ahli di Eropa memberikan pernyataan Covid-19 tidak memiliki efek yang berbahaya.

Dalam narasinya tertulis, berdasarkan penyelidikan para ahli Covid-19 kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut.

Pada 10 Oktober, Heiko Schöning, seorang dokter Jerman dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU2020 mengumumkan pembentukan organisasi bernama World Doctors Alliance untuk menantang kebenaran pandemi Covid-19.

Baca Juga: Jadi Gelandangan yang Mendapat Beasiswa di Kampus Impian, Pria Ini Berjalan Kaki Sejauh 804 Km

Hal yang mengejutkan dalam situs web aliansi tersebut mengklaim bahwa pandemi telah berakhir tepatnya sejak Juni 2020.

Pengumuman pembentukan grup tersebut sudah diunggah ke Youtube, namun dihapus oleh Youtube karena melanggar persyaratan layanan. Dalam potongan video yang telah tersebar di media sosial, seorang dokter umum bernama Elke De Klerk menyebutkan bahwa tidak ada pandemi dan Covid-19 merupakan virus flu biasa.

Lantas apakah benar pandemi Covid-19 telah berakhir?

Baca Juga: Bakar Rumah dan Tewaskan 6 Anak, Orang Tua yang Diancam 17 Tahun Penjara Ini Tiba-tiba Dibebaskan

Penjelasan:

Dilansir dari Turn Back Hoaks, faktanya, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai ilmuwan lain mengatakan tidak ada bukti ilmiah virus Corona (Covid-19) kini kehilangan potensinya atau tidak mematikan lagi seperti awal penyebarannya.

Ahli Epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli virus dan penyakit menular, mengatakan pernyataan tersebut belum dibuktikan dengan data.

"Tidak ada data menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau dalam tingkat keparahan penyakit seperti yang dikatakannya,” kata mereka, seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Jadi Konglomerat Terbesar hingga Jatuh Sakit 6 Tahun, Ini Sepak Terjang Bos Samsung Sebelum Wafat

“Dalam hal penularan, tidak berubah, dalam hal keparahan, juga tidak ada berubah,” jelas Van Kerkhove kepada wartawan.

Mengenai pernyataan De Klerk yang mengatakan Covid-19 merupakan virus flu biasa, WHO menyatakan Covid-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman.

Banyak orang di seluruh dunia telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman, Covid-19 adalah virus baru yang tidak memiliki kekebalan. Artinya, semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah.

Baca Juga: Bakar Rumah dan Tewaskan 6 Anak, Orang Tua yang Diancam 17 Tahun Penjara Ini Tiba-tiba Dibebaskan

Secara global, sekitar 3,4% dari kasus Covid-19 yang dilaporkan telah meninggal. Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% orang yang terinfeksi.

Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai pernyataan-pernyataan ahli Eropa mengenai Covid-19 yang tidak berbahaya merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.***

Editor: Ayunda Lintang Pratiwi

Sumber: Turn Back Hoax


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x