Kultural apropriasi merupakan fenomen ketika orang atau kelompok menggunakan simbol untuk mewakili kelompok minoritas.
Dalam hal ini, rakyat Papua meminta agar mereka bisa mewakilkan suara mereka sendiri karena Nagita Slavina bukanlah bagian dari mereka sejak awal.
Meskipun Nagita Slavina memberikan sorotan yang banyak pada masyarakat pada penyellenggaraan Pon ini, Arie kriting tetap menganggao bahwa nagita tak bisa mewakilkan cita perempuan Papua itu sendiri
“Baik sebagai ikon mau duta, apa pun istilahnya yang terutama adalah representasi itu ada. Hal ini bisa menghindarkan bangsa kita dari sikap Kultural Apropriasi,’ ungkapnya.
Lalu ia melanjutkan, “karena tidak menghadirkan perempuan Papua dengan gambaran yang jelas”.
Baca Juga: Curigai Meggy Wulandari, Kiwil Tak Percaya Anaknya Nangis Mirip Dirinya: Dari Bahasanya Bukan Dia
Selain Nowela, Arie keriting menambahkan deretan perempuan Papua yang bisa menggantikan Nagita Slavina sebagai ikon PON kali ini.
“Pilihannya ada banyak kok, Nowela, Lisa Rumbewas, Putri Nere, Monalisa Sembor, dan masih banyak lagi lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,” ungkapnya.
Arie kriting pun mengatakan bahwa keresahan ini bukanlah semata-mata darinya, melaikan jug meliputi banyak orang Papua atau orang yang sadar mengenai keadaan Papua.
Artikel Rekomendasi