Ternyata Stres Bisa Baik untuk Tubuh dan Otak, Salah Satunya Menjadikan Lebih Tangguh

18 Januari 2021, 17:00 WIB
Ilustrasi stres.* /Pixabay/pedrofigueras/

PR PANGANDARAN - Kita berulang kali mendengar bahwa stres tidaklah sehat untuk tubuh dan selalu dipandang sebagai sensasi yang negatif.

Beragam masalah biasanya menjadi latar belakang kondisi ini, seperti tenggat waktu kerja yang semakin menumpuk, drama keluarga dan pasangan, hingga jadwal sibuk yang membuat kita kurus dan akhirnya kehabisan tenaga.

Namun, stres ternyata tidak selalu tentang hal buruk. Hal itu diungkapkan oleh Richard Shelton, MD, wakil ketua penelitian di Departemen Psikiatri di Universitas Alabama Birmingham.

Baca Juga: Ingatkan Iwan Fals Agar Pakai Masker, Raffi Ahmad Sisipkan Pesan: Tegur Boleh, Menjatuhkan Jangan!

Menurutnya, stres merupakan respons melawan-atau-lari tubuh yang dimaksudkan untuk melindungi, bukan berbahaya.

Hanya ketika stres menjadi kronis, atau ketika kita merasa kita tidak lagi mengendalikan situasi, hal itu berdampak negatif pada kesehatan dan kesejahteraan kita.

Berikut PikiranRakyat-Pangandaran.com telah merangkum 5 alasan mengapa stres baik untuk tubuh dan juga otak, dilansir dari laman Healthline.

Baca Juga: Jadi Dalang Kerusuhan di Capitol, Donald Trump Kini Disebut ‘Kepala Organisasi Teroris Domestik'

1. Membantu Meningkatkan Kekuatan Otak

Stres tingkat rendah merangsang produksi bahan kimia otak yang disebut neurotrofin, dan memperkuat hubungan antar neuron di otak.

Faktanya, ini mungkin mekanisme utama di mana olahraga (pemicu stres fisik) membantu meningkatkan produktivitas dan konsentrasi, kata Dr. Shelton.

Stres psikologis jangka pendek, tambahnya, juga bisa memiliki efek serupa. Selain itu, penelitian pada hewan menunjukkan bahwa respons tubuh terhadap stres dapat meningkatkan memori dan skor pembelajaran untuk sementara waktu.

Baca Juga: Ernest Prakarsa Ajak Berdonasi Jangan Hanya Berdoa: Silahkan Pilih Mana yang Lo Percaya

2. Meningkatkan Kekebalan dalam Jangka Pendek

"Saat tubuh merespons stres, ia mempersiapkan diri untuk kemungkinan cedera atau infeksi.

"Salah satu cara melakukannya adalah dengan memproduksi interleukin ekstra — bahan kimia yang membantu mengatur sistem kekebalan — menyediakan setidaknya dorongan pertahanan sementara," kata Dr. Shelton.

Penelitian pada hewan juga mendukung gagasan ini: Sebuah studi Stanford tahun 2012 menemukan bahwa membuat tikus percobaan mengalami stres ringan menghasilkan "mobilisasi besar-besaran" dari beberapa jenis sel kekebalan dalam aliran darah mereka.

Baca Juga: Geram Sang Istri Dilecehkan di Jalan, Isa Bajaj Sebar Foto Pelaku: Waspada Teman-teman

3. Menjadikan Lebih Tangguh

Belajar menghadapi situasi stres dapat membuat situasi masa depan lebih mudah dikelola, menurut banyak penelitian tentang ilmu ketahanan.

Itu adalah ide di balik pelatihan Navy SEAL, kata Dr. Shelton — meskipun Anda juga pasti bisa mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang tidak terlalu ekstrem.

"Pemaparan berulang ke peristiwa stres memberi (SEAL) kesempatan untuk mengembangkan rasa kontrol fisik dan psikologis, jadi ketika mereka benar-benar bertempur, mereka tidak hanya berhenti," katanya.

 

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Ternyata Jokowi Bukan Disuntik Vaksin Tapi Vitamin, Simak Penjelasannya

4. Memberi Motivasi untuk Sukses

Stres yang baik, juga dikenal dalam komunitas ilmiah sebagai eustress, mungkin hanya hal yang Anda butuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan di tempat kerja.

"Pikirkan tenggat waktu: Ini menatap wajah Anda, dan itu akan merangsang perilaku Anda untuk benar-benar mengelola situasi secara efektif, cepat, dan lebih produktif," kata Dr. Shelton.

Kuncinya, katanya, adalah memandang situasi stres sebagai tantangan yang dapat Anda hadapi, bukan penghalang yang luar biasa dan tidak dapat dilewati.

Baca Juga: Nagita Slavina Bakal Tinggalkan Raffi Ahmad: Masih Banyak Jalan Menuju Surga

Eustress juga dapat membantu Anda memasuki keadaan "mengalir", kesadaran yang meningkat dan penyerapan total ke dalam suatu aktivitas, menurut penelitian dari psikolog Mihaly Csikszentmihalyi.

Arus dapat dicapai di tempat kerja, dalam olahraga, atau dalam usaha kreatif (seperti memainkan alat musik), dan Csikszentmihalyi berpendapat bahwa aliran itu sebagian besar didorong oleh tekanan untuk sukses.

5. Meningkatkan Perkembangan Anak

Calon ibu sering khawatir bahwa kecemasan mereka sendiri akan berdampak negatif pada bayinya yang belum lahir — dan itu bisa terjadi, jika terus-menerus.

Baca Juga: Pemandangan Langka, Kapal Hantu Terdampar di Pantai Inggris yang Hanya Muncul Diwaktu Tertentu

Tetapi studi Johns Hopkins tahun 2006 menemukan, kebanyakan anak dari wanita yang melaporkan tingkat stres ringan hingga sedang selama kehamilan sebenarnya menunjukkan keterampilan motorik dan perkembangan yang lebih besar pada usia 2 tahun dibandingkan dengan ibu yang tidak stres.

Satu pengecualian, anak-anak dari wanita yang menganggap kehamilan mereka lebih negatif daripada positif memiliki kapasitas perhatian yang sedikit lebih rendah.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Healthline

Tags

Terkini

Terpopuler