Mitos atau Fakta: Benarkan Terlalu Terobsesi pada Makanan Sehat Bisa Sebabkan Kekurangan Gizi?

- 10 Juni 2021, 10:15 WIB
 Ilustrasi makanan sehat.
Ilustrasi makanan sehat. /Pixabay/silviarita

PR PANGANDARAN - Benarkah terlalu terobsesi pada makanan sehat bisa membuat kekurangan gizi? Atau hanya sekedar mitos belaka?

Dikutip dari Antara, seorang dokter gizi dari Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI), Ida Gunawan mengatakan jika terobsesi pada makanan sehat memang harus diwaspadai karena berdampak buruk untuk kesehatan.

Menurutnya, terobsesi pada makanan sehat justru tergolong pada gangguan makan atau disebut orthorexia nervosa.

Baca Juga: Recipients Coba BTS Meal, Chef Renatta Moeloek Malah Ngaku Prihatin: Tidak Paham…

"Dalam prakteknya, kalau dia tidak menemukan makanan sehat menurut dia, maka bisa menjadi stres, gelisah, merasa bersalah, cemas dan sebagainya," katanya seperti diberitakan Antara, yang dikutip PikiranRakyat-Pangandaran.com dari Antara.

Lebih lanjut, menurutnya, seseorang yang terobsesi pada makanan sehat akhirnya membuat dia memilih tidak makan, daripada harus makan makanan yang menurutnya buruk untuk kesehatan.

Ida menjelaskan, terdapat perbedaan konsep makanan sehat pada mereka yang mengidap orthorexia dengan yang menerapkan pola makan sehat.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 10 Juni 2021: Jauhi Orang-orang Ini Demi Sehat Mental!

Berbeda dengan pengidap orthorexia, orang yang menerapkan pola makan sehat akan berpegang pada gizi seimbang.

Kementerian Kesehatan menganjurkan, dalam piring makanan seharusnya berisi setengah bagian sayur dan buah, seperempat piring karbohidrat, lalu seperempat protein (hewani atau nabati).

"Orang yang mengikuti pola makan sehat pastinya berpegang pada gizi seimbang. (Dalam) gizi seimbang tidak melulu (isinya) hanya sayur dan buah, tidak makan karbohidrat, lemak, dan gula," tutur Ida.

Baca Juga: Sang Istri Pamer 15 BTS Meal dengan Harga 3 juta, Chef Arnold Juri MasterChef: Bangga?

Berbeda dengan orang yang mengikuti pola makan sehat, orang yang mengidap orthorexia menghindari sumber karbohidrat, protein hewani dan bumbu (garam dan gula), juga lemak.

Menghindari hal-hal tersebut justru bisa berujung pada masalah kesehatan, salah satunya kekurangan gizi atau malnutrisi.

Penderitanya menghindari konsumsi susu, padahal mengandung kalsium mineral.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 10 Juni 2021: Tunda Hasrat Berpesta, Istirahatlah!

Mereka juga enggan mengonsumsi daging, yang pada akhirnya bisa menimbulkan risiko anemia.

Untuk penderita orthorexia, menghindari sumber gizi penting justru berisiko mengalami gangguan suasana hati.

Tak hanya itu, mereka juga akan mengalami penurunan berat badan yang drastis, hingga mengalami banyak kelainan. Salah satunya pada kulit.

Baca Juga: Peruntungan Shio Ayam, Shio Anjing, dan Shio Babi 10 Juni 2021: Tunda Hasrat Berpesta, Istirahatlah!

Penderita orthorexia juga dapat mengalami kelainan perilaku akibat adanya perilaku yang kompulsif.

Karena hal itu, tak jarang penderitanya justru mengalami masalah hubungan sosial dan memiliki persepsi yang berlebihan terhadap diet sehat. Padahal kenyataannya, hal itu tidak wajar sama sekali.

"Pada mereka (penderita orthorexia), segala bumbu, karbohidrat menjadi momok ditakuti," kata Ida.

Baca Juga: Cek Terawang Zodiak Libra, Scorpio, dan Sagitarius Hari Ini, 10 Juni 2021: Siap-siap Dapat Hadiah dari Orang

Menurutnya, konsep diet yang diyakini penderita orthorexia harus dibetulkan.

Ida menuturkan, orthorexia dapat ditangani melalui perawatan dari dokter gizi klinik dan psikiater.

Mereka nantinya akan diberi informasi mengenai persepsi makanan sehat, serta seperti apa nutrisi tepat dan seimbang agar tubuh sehat.

Penderita orthorexia dalam perawatannya dianjurkan melakukan relaksasi agar tidak tegang, hingga berujung stres.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x