PR PANGANDARAN - Bahaya penggunaan termometer inframerah (thermogun) menjadi salah satu berita yang cukup populer di tengah pandemi Covid-19.
Alat tersebut digunakan dengan membidik bagian tengah untuk mengukur suhu tubuh guna mencegah persebaran Covid-19.
Tidak sedikit yang percaya bahwa alat itu dapat memancarkan sinar radiasi yang merusak jaringan otak, khususnya kelenjar pineal.
Baca Juga: Cerita Mistis 5 Tempat Wisata Paling Angker di Indonesia, Salah Satunya Sering Terdengar Jeritan
Kabar perihal bahaya penggunaan termometer inframerah tidak hanya menghebohkan media sosial Indonesia, namun juga internasional. Kabar ini di antaranya tersebar di Facebook dan Twitter.
Dilansir PikiranRakyat-Pangandaran.com dari situs RRI, Bahkan unggahan terbaru tersebar pada 16 Agustus lalu dari pengguna yang tidak dapat disebutkan menyatakan bahwa perawat di Australia telah mengklaim bahaya tersebut.
Sebagaimana berita ini meresahkan, pihak Australian Associated Press (AAP) telah melakukan pengecekan fakta mengenai hal ini.
Baca Juga: Oplos Miras dengan Obat Nyamuk dan Spirtus, 5 Orang Tewas 3 Kritis
Melansir AAP, dua orang ahli dari Universitas Johns Hopkins di AS telah menyatakan bahwa “termometer inframerah tidak memancarkan sinar inframerah ke arah kelenjar pineal, melainkan mendeteksi radiasi yang dipancarkan.”
Artikel Rekomendasi